PTK [BAB I] Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode Example Non Example pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Jumat, 28 Agustus 2015
Tambah Komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Penegasan
Judul
Penelitian tindakan kelas ini
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Metode Example Non
Example Mata Pelajaran Akidah Akhlak Pokok Bahasan Akhlak Terpuji Kelas III MI
Al Imam Metro Kibang Tahun Pelajaran 2014/2015”. Maka peneliti perlu
memberikan penjelasan beberapa istilah yang perlu untuk memahami arti dari
definisi judul tersebut.
Adapun beberapa istilah yang perlu
mendapatkan penjelasan definisi adalah sebagai berikut :
- Peningkatan
Peningkatan adalah proses, cara,
perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb).”[1]
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan adalah usaha menaikkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak pada pokok bahasan akhlak
terpuji.
Dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa tersebut, penulis menggunakan menggunakan metode example non
example untuk menunjang nilai mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan akidah
terpuji.
- Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup bidang
kognitif, afektif dan psikomotoris.[2]
Hasil belajar yang dimaksudkan disini
adalah suatu hasil dari pembelajaran siswa dalam menempuh dan mempelajari mata
pelajaran akidah akhlak pokok bahasan akidah terpuji pada siswa kelas III MI Al
Imam Metro Kibang Tahun Pelajaran 2014/2015.
- Siswa
Siswa adalah
“murid, pelajar (terutama disekolah dasar dan menengah)”[3]
Menurut
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 siswa
atau peserta didik diartikan sebagai “anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”[4]
Siswa yang dimaksud
disini adalah pelajar atau peserta didik kelas III MI
Al Imam Metro Kibang Tahun Pelajaran 2014/2015.
- Metode
Metode secara harfiah berarti “cara”.
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu
kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep
secara sistematis.[5]
Metode yang dimaksud disini adalah
cara mengajar yang dilaksanakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi
di dalam kelas kepada siswa.
5.
Example
Non Example
Example non example adalah metode
belajar yang mempergunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari
kasus atau gambar yang relevan dengan KD.[6]
Jadi metode pembelajaran example non
example merupakan merupakan metode pembelajran yang menggunakan alat peraga
seperti gambar, dan melibatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajran
yaitu siswa melakukan diskusi kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya.
6.
Akidah
Akhlak
Mata pelajaran Aqidah Akhlak
merupakan salah satu mata pelajaran dari unsur pendidikan agama yang ada di
madrasah. Mata pelajaran ini membahas kajian tentang peristiwa-peristiwa
penting berkenaan dengan perkembangan agama Islam yang memungkinkan terjadinya
pengenalan, penghayatan dan penanaman nilai pada peserta didik atas ajaran dan
semangat Islam sebagai rahmatan lil .alamin
7.
MI Al
Imam Metro Kibang
MI Ma’arif Al Imam Metro Kibang adalah nama sebuah sekolah Islam tingkat dasar yang berada di bawah naungan lembaga
pendidikan agama dan bertempat di Metro Kibang Lampung
Timur dimana merupakan tempat lokasi penelitian yang penulis lakukan.
8.
Tahun
Pelajaran 2014/2015
Tahun
pelajaran 2014/2015 adalah waktu di mana
penelitian ini dilaksanakan.
Berdasarkan
pengertian dari beberapa kata di atas, maka dapat peneliti tegaskan bahwa yang
menjadi pokok permasalahan dari penelitian ini adalah apakah penggunaan metode
example non example dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al Imam Metro Kibang pada mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan
akhlak terpuji tahun pelajaran 2014/2015.
B.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting
bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan
potensi dirinya untuk mencapai kesejahteraan hidup. Tuntutan mendasar yang dialami dunia
pendidikan saat ini adalah peningkatan mutu pembelajaran. Setiap lembaga pendidikan berusaha untuk
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan cerdas sehingga
menuntut orang-orang didalamnya bekerja secara optimal, penuh rasa tanggung jawab
dan berdedikasi tinggi.
Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1
Ayat 1 berbunyi:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Kajian tentang ilmu pendidikan oleh
Al-Qur’an disampaikan dalam Surat Thaahaa ayat 114 sebagai berikut :
n?»yètGsù ª!$#
à7Î=yJø9$# ,ysø9$#
3
wur ö@yf÷ès?
Èb#uäöà)ø9$$Î/
`ÏB
È@ö6s% br& #Ó|Óø)ã
øs9Î) ¼çmãômur ( @è%ur Éb>§ ÎT÷Î $VJù=Ïã ÇÊÊÍÈ
Artinya : Maka Maha Tinggi
Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an
sebelum disempurnakan kepadamu mewahyukannya, dan Katakanlah: "Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. (QS. Thaahaa : 114)[7]
Dalam ayat diatas menerangkan bahwa
kita sebagai manusia adalah makhluk yang serba masih terbatas terutama didalam
bidang ilmu pengetahuan. Sedangkan Rasulluloh SAW saja yang merupakan makhluk
paling sempurna didunia ini masih berdo’a kepada Allah SWT untuk ditambahkan
kepadanya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu sudah sepantasnyalah kita sebagai
makhluk biasa ini untuk terus berusaha menuntut ilmu pendidikan hingga akhir
hayat. Sehingga dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang terampil dan
cerdas, berdedikasi yang tinggi serta berguna bagi keluarga, bangsa, dan
negara.
Usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan saat ini telah banyak dilakukan, termasuk dalam ilmu
pendidikan agama Islam terutama pada mata pelajaran akidah ahklak. Sebagai
salah satu ilmu yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga akidah akhlak perlu dipelajari dan dipahami dengan baik. Untuk itu,
guru perlu menyajikan materi pelajaran dengan baik, menarik dan menyenangkan.
Inovasi pembelajaran dapat meningkatkan intensitas interaksi edukatif yang
terjadi, sehingga membuat siswa lebih tertarik untuk belajar.
Proses
pembelajaran dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan
belajar anak. Suatu proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran.
Wina
Sanjaya mengemukakan bahwa ”Untuk mencapai tujuan pembelajaran (ingat pembelajaran adalah peristiwa yang
bertujuan) perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan
optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan
dapat dicapai”.[8]
Akidah
Akhlak
merupakan
pendidikan yang sangat perlu
untuk
para
siswa agar dapat mencerminkan dan menanamkan akhlak yang mulia di
dalam
jiwa anak dalam masa pertumbuhannya sehingga akhlak itu sebagai kemampuan jiwa.
Di Madrasah Ibtidaiyah Akidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan
penghayatan terhadap al-asma, al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan
dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak
terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh akhlak dan cara
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran
akidah akhlak memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk mempraktekan
al-akhlaqul karimah dan adab islami dalam kehidupan sehari- hari sebagai
manifestasi dari keimanannya kepada Allah,
malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-N ya, hari akhir
serta qada dan qodar.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran Akdiah akhlak bukanlah suatu hal yang sangat mudah
karena kurang tepatnya suatu metode dan strategi yang baik proses belajar
mengajar tidak akan berhasil dan hasil belajar kurang memenuhi standar yang
diharapkan. Sebagaimana penulis temukan hasil belajar akidah akhlak siswa Kelas
III MI Al Imam Metro Kibang Kota Metro memenuhi target/standar yang diharapkan atau
masih belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal dibandingkan dengan hasil belajar
mata pelajaran PAI yang lain. Hal ini sesuai dengan
nilai rata– rata mid semester I siswa kelas III dari 4 bidang studi PAI yang
tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata Hasil Mid Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015
No
|
Bidang Studi
|
Nilai Rata-Rata
|
1.
2.
3.
4.
|
Qur’an Hadits
Akidah Akhlak
Fiqh
S K I
|
82,00
63,00
78,50
65,00
|
Dalam tabel
diatas terlihat bahwa nilai rata-rata
hasil belajar siswa akidah akhlak dalam mid semester I merupakan nilai terendah
dibandingkan dengan nilai PAI lainnya. Untuk lebih memperjelas kapasitas hasil
belajar tiap individu siswa, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1.2
Hasil Ulangan Mid Semester I Mata
Pelajaran Akidah Akhlak Siswa Kelas III
MI Al Iman Metro Kibang Tahun Pelajaran
2014/2015
No.
|
Nama
|
KKM
|
Nilai
|
Ket.
|
1.
|
Agung Efendi
|
70
|
63
|
Tidak
Tuntas
|
2.
|
Aji Priambada
|
70
|
64
|
Tidak
Tuntas
|
3.
|
Akgil Yuda
Selfia
|
70
|
70
|
Tuntas
|
4.
|
Andre Wahyu Nugroho
|
70
|
70
|
Tuntas
|
5.
|
Antika Nurfia
|
70
|
62
|
Tidak
Tuntas
|
6.
|
Arya Wijaya
|
70
|
75
|
Tuntas
|
7.
|
Cindi Elisa
Putri
|
70
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
8.
|
Elina Sintya
|
70
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
9.
|
Erwin Singgih
Adyta
|
70
|
55
|
Tidak
Tuntas
|
10.
|
Ida Fitriyani
|
70
|
75
|
Tuntas
|
11.
|
Ipung Ferayanti
|
70
|
56
|
Tidak
Tuntas
|
12.
|
Lia Amelia
|
70
|
80
|
Tuntas
|
13.
|
Lisa Listiana
|
70
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
14.
|
Luki Rifaldi
|
70
|
55
|
Tidak
Tuntas
|
15.
|
Masyudi
|
70
|
75
|
Tuntas
|
16.
|
Novili Dian
Pratiwi
|
70
|
55
|
Tidak
Tuntas
|
17.
|
Rio Sepdiansyah
|
70
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
18.
|
Rudi Hartono
|
70
|
70
|
Tuntas
|
19.
|
Vina Winarsih
|
70
|
62
|
Tidak
Tuntas
|
20.
|
Yuda Hermawan
|
70
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
Dari 20
siswa yang berada dalam kelas III MI Al Iman Metro Kibang, ternyata hanya 7
siswa yang mendapatkan nilai akidah akhlak diatas KKM yaitu 65. Sedangkan 13
siswa lainnya mendapatkan nilai dibawah KKM.
Hal ini disebabkan karena masih banyak
anak-anak atau siswa yang menganggap bahwa pelajaran Aqidah Akhlak merupakan
mata pelajaran yang tidak penting. Sehingga siswa kurang bersemangat dan tidak
aktif dalam mengikuti pelajaran Aqidah akhlak
Standar pendidikan di Indonesia semakin meningkat, hal
tersebut dapat kita lihat dari Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang semakin
meningkat dan terus berubahnya kurikulum serta tuntutan keprofesionalan dari
tenaga pengajar. Walaup un sebenarnya perubahan kurikulum tersebut merupakan
perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Seorang guru juga dituntut profesional
dalam mengajar, terutama dalam mengelola pembelajaran sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Dalam kenyataan di lapangan, dalam
menyampaikan materi guru monoton hanya menggunakan metode ceramah, dan media
pembelajaran yang kurang mampu menggairahkan suasana pembelajaran, siswa
cenderung hanya sebagai pendengar, mencatat
pelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga hasil belajar
siswa (nilai) tidak dapat optimal, dan masih berada di bawah SKM.
Kondisi demikian penulis temukan dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak padahal standar yang diharapkan dari mata pelajaran
Aqidah Akhlak selain penguasaan materi, siswa diharapkan mampu untuk menggali
nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang
ada, sehingga siswa didik dapat meneladani dan meniru dalam perilakunya
kisah-kisah yang ada dalam materi pelajaran Aqidah Akhlak. Tujuan dari materi
Aqidah Akhlak sendiri akan kurang maksimal dalam pencapaiannya dikarenakan
karena pengelolaan pembelajaran Aqidah Akhlak yang sebatas hanya kepada
penyampaian materi dengan metode ceramah, siswa cenderung mendapatkan informasi sejarah hanya dari
cerita yang diberikan oleh guru.
Menurut Nur Sidik, siswa sekolah dasar atau madrasah
ibtidaiyah mempunyai beberapa karakteristik, yaitu ;
1)
Senang bermain.
2)
Senang bergerak.
3)
Senang bekerja dalam
kelompok.
4)
Senang merasakan atau
melakukan atau memperagakan sesuatu secara langsung.[9]
Dengan memperhatikan karakteristik siswa MI, maka
pembelajaran active learning adalah salah satu pembelajaran yang dirasa
sesuai dengan karakteristik siswa MI khususnya karakteristik ketiga.
Menurut Silberman, “perasaan saling memiliki memungkinkan
siswa untuk menghadapi tantangan. Ketika siswa belajar bersama teman, mereka
melampaui ambang pengetahuan mereka.”[10]
Silberman menambahkan bahwa “mengelompokkan siswa dan
memberi mereka tugas untuk dikerjakan bersama merupakan cara yang baik memenuhi
kebutuhan social mereka. Siswa menjadi cenderung lebih terlibat dalam aktivitas
belajar karena mereka mengerjakan secara bersama-sama.”[11]
Model pembelajaran example non example merupakan salah
satu model pembelajaran yang berbasis active learning. Motode example non
example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi
pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis
dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh
gambar yang disajikan.
Seperti yang sudah dipaparkan di atas, metode
pembelajaran examples non examples dirasa sangat sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan siswa sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Karena model ini
membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan membuat siswa lebih
mengetahui aplikasi dari materi yang akan disampaikan melalui gambar. Selain
itu juga pembelajaran ini akan lebih bermakna bagi siswa karena siswa terlibat
dalam proses penemuan bagi pengetahuan mereka. Sehingga diharapkan dapat lebih
efektif dalam pembelajaran akidah akhlak di MI.
Berdasarkan latar belakang di atas,
peneliti berminat untuk mengadakan penelitian dengan judul, Peningkatan
Hasil Belajar Dengan Menggunakan Metode Example Non Example Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Pokok Bahasan Akhlak Terpuji Kelas III MI Al Imam Metro Kibang
Tahun Pelajaran 2014/2015.
C.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang
masalah diatas penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan utama yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, diantaranya:
1)
Pembelajaran
akidah akhlak yang dilakukan di kelas kurang efektif dan berjalan monoton satu
arah saja.
2)
Belum
ditemukan strategi pembelajaran yang tepat
3)
Metode yang digunakan guru menggunakan metode ceramah dan tidak bervariasi
4)
Rendahnya
hasil belajar siswa untuk mata pelajaran akidah akhlak.
5)
Kurangnya
minat siswa untuk mengikuti pembelajaran akidah akhlak di kelas.
D.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di
atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah “Apakah penerapan metode
example non example dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
akidah akhlak Pokok Bahasan Akhlak Terpuji Kelas III MI Al Imam Metro Kibang
Tahun Pelajaran 2014/2015?”
E.
Pemecahan
Masalah
Metode pemecahan masalah yang akan
digunakan dalam PTK ini, yaitu model pembelajaran dengan menggunakan metode
example non example. Dengan metode pembelajaran ini, diharapkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran akidah akhlak dapat meningkat.
F.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah ”untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar Akidah Akhlak pokok
bahasan Akhlak Terpuji menggunakan
metode example non example Kelas
III MI Al Imam Metro Kibang Tahun Pelajaran 2014/2015.
G.
Manfaat
Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa
memberikan kontribusi yang baik dalam upaya meningkatkan pembelajaran Akidah Akhlak di Kelas III MI Al Imam Metro Kibang Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun konstribusi itu adalah :
1.
Bagi Peneliti
Penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pendidikan, terutama dalam rangka
perbaikan pengajaran, di samping untuk meningkatkan ilmu pengetahuan penulis,
khususnya dibidang mata pelajaran akidah akhlak.
2.
Bagi
Guru
Ditemukan strategi
pembelajaran yang tepat (tidak konvensional), tetapi bersifat variatif dan
inovatif.
3.
Bagi
Lembaga (Sekolah)
Meningkatkan mutu
sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah
akhlak.
4.
Bagi
Siswa
Proses
belajar mengajar akidah akhlak di Kelas III MI Al Imam Metro Kibang Tahun
Pelajaran 2014/2015 menjadi menarik dan menyenangkan serta hasil belajar akidah
akhlak menjadi meningkat.
[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), cet. ke-5,
hal. 1198
[2] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. ke-14, hal. 3
[4] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Visimedia, 2008), Cet. ke-2, hal.3
[5] Muhibbin Syah, Psikologi Pendekatan dengan Pendekatan Baru,
(Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset, 2010), cet.ke-15, hal. 198
[6] Hamdani, MA,
Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
Pustaka Setia, 2011), cet,ke-10, hal. 94
[7] Departemen Agama RI, Al
Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung:
Diponegoro, 2013), hal. 237
[8] Wina Sanjaya, Pembelajaran
dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hal.
99
[10] Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusa Media, 2011), hal. 26
[11] Ibid, hal 27
Belum ada Komentar untuk "PTK [BAB I] Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode Example Non Example pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak"
Posting Komentar
Mohon tidak mengirimkan SPAM ke Blog ini !
Saling Berbagi Sobat