PTK [BAB I] Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) pada Mata Pelajaran Fiqih


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Penegasan Judul
Untuk menghindari salah pengertian dalam penulisan PTK ini maka perlu adanya penegasan judul. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok Kurban Kelas V MI NU Purwosari Tahun Pelajaran 2014/2015”.

1.      Meningkatkan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia meningkatkan berarti “menaikkan (derajat, taraf,dsb); mempertinggi; memperhebat (produksi, dsb); mengangkat diri.”[1]
Meningkatkan yang dimaksud disini adalah meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran fiqih.
2.      Hasil Belajar
Hasil belajar didefinisikan sebagai “suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya”.[2]
Hasil belajar yang dimaksudkan disini adalah suatu hasil dari pembelajaran Fiqh.
3.      Siswa
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 siswa atau peserta didik diartikan sebagai “anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”[3]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian siswa adalah “murid, pelajar (terutama disekolah dasar dan menengah)”[4]
Jadi penulis menyimpulkan yang dimaksud siswa disini adalah murid atau pelajar yang sedang menempuh proses pendidikan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4.      Metode Pembelajaran
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai “cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.”[5]
Sedang makna pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.[6]
Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa metode pembelajaran adalah cara mengajar yang dilaksanakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi di dalam kelas kepada siswa.
5.      Team Assisted Individualiszation (TAI)
Team Assisted Individualiszation (TAI) adalah “model pembelajaran individual dibantu kelompok atau tim. Dalam penggunaan tim belajar yang terdiri dari 4-5 anggota kelompok yang berkemampuan bervariasi. TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual”.[7]
Jadi, Team Assisted Individualiszation (TAI) merupakan kombinasi pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Hal ini dirancang untuk mengatasi kekurangan dari kedua pembelajaran tersebut.
6.      Mata Pelajaran Fiqih
Mata pelajaran fiqih adalah suatu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa Madrasah Ibtidayah (MI) yang merupakan materi pendidikan agama Islam yang membahas hukum Islam. Jadi mata pelajaran fiqih ini merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa Madrasah Ibtidayah (MI).
7.      Kurban
Kurban dalam ilmu fiqih berarti “penyembelihan hewan tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT pada Idul Adha atau hari Tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah”[8].
Kurban yang akan dibahas dalam PTK ini adalah sebagai materi pokok mata pelajaran fiqih di kelas V dimana peneliti melaksanakan PTK.
8.      Kelas V
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelas adalah “tingkat; ruang tempat belajar di sekolah;”[9]. Berdasarkan pengertian tersebut, maka makna dari kelas V adalah tingkat atau tempat belajar yang berada di sekolah dasar pada tingkatan kelima.
9.      MI NU Purwosari
MI NU Purwosari adalah nama sebuah madrasah setara dengan sekolah dasar (SD) yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kota Metro.
10.  Tahun Pelajaran 2014/2015
Tahun pelajaran 2014/2015 adalah tahun dimana penelitian ini dilaksanakan.

Berdasarkan pengertian dari beberapa kata di atas, maka dapat penulis tegaskan bahwa yang menjadi pokok permasalahan dari penelitian ini adalah apakah metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran fiqih pada materi pokok kurban pada kelas V MI NU Purwosari tahun pelajaran 2014/2015.

B.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan diri dan menjalankan fungsinya sebagai kholifah di bumi.
Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.[10]

Peranan dunia pendidikan tidak disangsikan lagi, dengan pendidikan akan tercipta generasi yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang tinggi. Dengan memperhatikan isi hakekat pembangunan nasional dan tujuan pendidikan nasional, pendidikan yang dimaksud tidak hanya bertujuan untuk membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi juga mencakup semua aspek dalam pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut Muhibbin, aspek yang ketiga inilah yang penting dalam proses pendidikan, “jika aspek psikomotoriknya tercapai dengan baik, maka kedua aspek lainnya (kognitif dan afektif) akan baik pula, karena secara otomatis kedua aspek tersebut berfungsi sebagai penggeraknya”.[11]
Dunia pendidikan yang ada saat ini masih bersifat membelenggu, tidak membebaskan. Menurut Paulo Freire yang dikutip Djohar, mengatakan
“Pendidikan yang membelenggu ditandai dengan tanpa adanya transaksi, prespektif melalui pemberian perintah dan transfer pengetahuan, sedangkan pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang berlangsung dengan transaksi, dialogis, dan trasformasional, yakni proses pendidikan yang mempunyai makna dalam kehidupan”.[12]

Problem yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya  proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Wina Sanjaya berpendapat:
“Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu, untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Fenomena seperti ini hampir berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali pada pelajaran agama. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa, yang pada akhirnya keberhasilan pembelajaran tidak tercapai”.[13]

Keberhasilan pembelajaran yang tidak tercapai, memiliki banyak faktor penyebab. Salah satunya penggunaan metode pembelajaran oleh seorang guru yang tidak tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Sehingga pembelajaran tidak tepat sasaran dalam ketuntasan kelulusan minimal yang telah ditentukan. Penyebab lain yang masih berhubungan dengan metode adalah guru yang hanya menggunakan metode yang monoton, atau tidak variatif.
Permasalah tersebut diatas, terjadi pada siswa kelas V di MI NU Purwosari Kota Metro terhadap mata pelajaran Fiqih. Sebagaimana hasil prasurvey, diketahui bahwa pada saat pembelajaran Fiqh berlangsung, guru masih menyampaikan materi pelajaran dengan metode konvensional, yaitu menggunakan metode ceramah yang merupakan salah satu andalan guru dalam menyampaikan pelajaran.
Akibat dari model pembelajaran tersebut siswa terlihat bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Terlihat dari 27 siswa dalam kelas, hampir sebagian siswa yang tidak memperhatikan penyampaian guru, salah satu contohnya ada sebagian siswa yang melamun, bermain sendiri, tidur, dan mengerjakan PR pada saat penyampaian materi. Pada akhir pembelajaran, guru kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya seputar materi pelajaran yang telah dibahas, namun siswa lebih memilih diam.
Berdasarkan pernyataan guru, kenyataan tersebut dapat diduga bahwa penyebab mengapa sebagian nilai siswa rendah pada pembelajaran Fiqih karena siswa kurang memahami konsep pengajaran fiqih, kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas di rumah, minat baca siswa yang rendah dan siswa jarang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar.
Diantara permasalahan-permasalahan tersebut, sebenarnya ada satu masalah  utama  yang  perlu  mendapat  perhatian  berkaitan  dengan  hasil belajar siswa pada pelajaran Fiqh. Sebagian besar siswa memiliki hasil belajar rendah dalam belajar Fiqh, disebabkan guru yang masih menggunakan metode ceramah sehingga materi yang diajarkan menjadi verbal atau hafalan. Verbal disini dapat diartikan sebagai pengajaran yang diajarkan secara lisan (bukan tertulis). Kemampuan hafalan siswa jelaslah terbatas. Semakin banyak hafalan yang harus dihafalkan jelas siswa tidak akan mampu. Kita menyadari bahwa salah satu kelemahan metode ceramah jika diterapkan secara murni adalah tidak melibatkan anak didik secara aktif dalam proses pembelajaran, akibatnya materi tersebut menjadi kurang menarik.
Tolok ukur keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Kriteria keberhasilan pembelajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Belajar secara optimal dapat dicapai bila siswa aktif di bawah bimbingan guru yang aktif pula.
Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan oleh peneliti, didapat dokumentasi hasil ulangan harian siswa kelas V MI NU Purwosari sebagai berikut:

Tabel. 1.1
Daftar Nilai Ulangan Harian Fiqih Siswa Kelas V MI NU Purwosari
Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.

No
Nama Siswa
KKM
Nilai
Keterangan
Tuntas
Tidak
Tuntas
1
Abdul Rohman
70
70

2
Ahmad Arifin
70
75

3
Ari Anisa Fitri
70
65

4
Atik Setiowati
70
65

5
Ahmad nur kholiq
70
65

6
Deni Santoso
70
60

7
Dimas Romadhoni
70
65

8
Eva Nur Anggraini
70
60

9
Harti
70
60

10
Haryanto Sulaiman
70
60

11
Hidayati
70
75

12
Lisa Andriyani
70
60

13
Luluk Nabila Ulfa
70
75

14
Luluk Ayu Awan S
70
75

15
Lilik Miftahul Ulum
70
60

16
Milasari
70
75

17
Murni Astuti
70
60

18
Maratus Sholekah B
70
65

19
Nova Astari
70
75

20
Novalia
70
60

21
Nurhalimah
70
75

22
Puspa Rini
70
65

23
Putri Rosiana
70
70

24
Reni Susilowati
70
65

25
Ulfa Nur Alfiati
70
60

26
Yulianto
70
75

27
Yelis Aristanti
70
60

Jumlah
10
17
Prosentase (%)
37,04%
62,96%

Nilai ulangan harian fiqih siswa kelas V MI NU Purwosari Kota Metro diatas, terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai > 70 (tuntas KKM) sebanyak 10 siswa atau 37,04% dan siswa yang mendapat nilai < 70 (tidak tuntas KKM) sebanyak 17 siswa atau 62,96%.
Untuk itu pembelajaran Fiqih yang ada di MI NU Purwosari Kota Metro memerlukan suatu model pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menarik dan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa, salah satunya dengan memberikan model pembelajaran kooperatif.
Menurut Robert E. Slavin yang mengungkapkan tentang pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
“Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing”.[14]

Jadi dari pengertian yang dijelaskan diatas, dalam mengerjakan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu satu sama lain.
Seperti firman Allah SWT:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”[15] (Q.S Al Maidah : 2)

Hal ini bermanfaat untuk melatih peserta didik menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berada latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar siswa dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, peserta didik diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota   kelompok   adalah   mencapai   ketuntasan,   dengan   menyelesaikan masalah   secara   bersama   maka   dapat   meningkatkan   pemahaman   siswa terhadap materi dan pada akhirnya terjadi peningkatan hasil belajar mereka.
Dengan pertimbangan inilah yang dapat mendorong penulis untuk meneliti masalah ini, mengingat pentingnya pemilihan metode pembelajaran. Sehubungan dengan hal di atas, maka penulis mengemukakan judul sebagai berikut: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok Kurban Kelas V MI NU Purwosari Tahun Pelajaran 2014/2015”.

C.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:
1.      Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
2.      Suasana pembelajaran kurang kondusif sehingga proses pembelajaran siswa dikelas bersifat pasif dan diam.
3.      Siswa kurang memahami konsep pengajaran fiqih dan kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas di rumah.
4.      Siswa jarang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar di kelas.
5.      Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih masih rendah, terlihat 62,96% dari jumlah siswa kelas V mendapatkan nilai di bawah KKM.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka disusun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
“Apakah penggunaan metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran fiqih materi pokok kurban kelas V MI NU Purwosari Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015?
E.     Pemecahan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang telah disebutkan diatas, yang menjadi penyebab pokok hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih masih rendah adalah guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah) saja dan tidak dibarengi dengan metode pembelajaran yang lebih menarik minat siswa dalam belajar.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis memberikan pemecahan masalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dikelas. Metode tersebut adalah Team Assisted Individualiszation (TAI). Pada metode ini siswa akan belajar secara individu sekaligus berkelompok (team). Dengan penerapan metode ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran fiqih di MI NU Purwosari Kota Metro tahun pelajaran 2014/2015.

F.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih materi pokok kurban dengan menggunakan metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) pada kelas V MI NU Purwosari Kota Metro tahun pelajaran 2014/2015.

G.    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah :
1.      Bagi Guru
a)      Adanya inovasi model pembelajaran fiqih dari dan oleh guru yang menitikberatkan pada penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) yang diharapkan dapat dipakai seterusnya di MI NU Purwosari Kota Metro.
b)      Memberikan kontribusi positif bagi guru dalam penggunaan metode yang tepat dan menarik dalam mengajar di kelas.
2.      Bagi Siswa
a)      Hasil belajar siswa MI NU Purwosari Kota Metro pada mata pelajaran fiqih dapat meningkat.
b)      Kompetensi siswa pada mata pelajaran fiqih lebih baik dari sebelumnya.
c)      Terjalin sikap gotongroyong  dan kerjasama yang baik antar siswa.
d)     Persaingan sehat dalam berprestasi di kelas.
3.      Bagi Sekolah
a)      Mendapatkan panduan tentang metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI).
b)      Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan dapat meningkatkan peringkat MI NU Purwosari Kota Metro.
c)      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama untuk rujukan pembelajaran di MI NU Purwosari Kota Metro.
4.      Bagi Peneliti
a)      Memberikan wawasan baru kepada peneliti tentang metode pembelajaran yang efektif dari penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI).
b)      Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI)


[1] Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008, hal. 1529
[2] Veithzal Rifa’i, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat Spama Survei di DiklatDepkes. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.40, tahun ke-9, Jakarta : Depdiknas, Januari 2003, hal.130
[3] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Visimedia, Jakarta, Cet. ke-2, 2008, hal. 3
[4] Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, hal.1362
[5] Muhibbin Syah, Psikologi Pendekatan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2010, cet.ke-15, hal. 198
[6] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hal. 57
[7] Robert E. Slavin, Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik), Bandung: Nusa Media, 2005, hal. 195
[8] Tim Penyusun Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Fiqih Kelas V, Klaten: Cempaka Putih, 2007, hal. 55
[9] Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., hal.669
[10] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Op.Cit,  hal. 6
[11] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya, 1995, hal. 89
[12] Djohar, Pendidikan Strategik Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: LESFI, 2003, hal. 7
[13] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, hal. 1
[14] Robert E. Slavin, Op.Cit, hal. 4
[15] Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro, 2013, hal. 106

Belum ada Komentar untuk "PTK [BAB I] Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) pada Mata Pelajaran Fiqih "

Posting Komentar

Mohon tidak mengirimkan SPAM ke Blog ini !
Saling Berbagi Sobat

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...