PTK [BAB I] Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) pada Mata Pelajaran Fiqih
Jumat, 28 Agustus 2015
Tambah Komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan
Judul
Untuk
menghindari salah pengertian dalam penulisan PTK ini maka perlu adanya
penegasan judul. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Assisted
Individualiszation (TAI) pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok Kurban Kelas V
MI NU Purwosari Tahun Pelajaran 2014/2015”.
1. Meningkatkan
Menurut
Kamus Bahasa Indonesia meningkatkan berarti “menaikkan (derajat, taraf,dsb);
mempertinggi; memperhebat (produksi, dsb); mengangkat diri.”[1]
Meningkatkan
yang dimaksud disini adalah meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran fiqih.
2. Hasil Belajar
Hasil
belajar didefinisikan sebagai “suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran
yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari
proses belajarnya”.[2]
Hasil belajar yang dimaksudkan disini adalah suatu
hasil dari pembelajaran Fiqh.
3. Siswa
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20
Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 siswa atau peserta didik diartikan sebagai “anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”[3]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian siswa
adalah “murid, pelajar (terutama disekolah dasar dan menengah)”[4]
Jadi penulis menyimpulkan yang dimaksud siswa disini
adalah murid atau pelajar yang sedang menempuh proses pendidikan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
4. Metode
Pembelajaran
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian
yang umum, metode diartikan sebagai “cara melakukan suatu kegiatan atau cara
melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara
sistematis.”[5]
Sedang makna pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah
“suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran”.[6]
Jadi
dapat ditarik kesimpulan, bahwa metode pembelajaran adalah cara mengajar
yang dilaksanakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi di dalam
kelas kepada siswa.
5. Team Assisted
Individualiszation (TAI)
Team
Assisted Individualiszation (TAI) adalah “model pembelajaran individual dibantu
kelompok atau tim. Dalam penggunaan tim belajar yang terdiri dari 4-5 anggota
kelompok yang berkemampuan bervariasi. TAI menggabungkan pembelajaran
kooperatif dengan pembelajaran individual”.[7]
Jadi,
Team Assisted Individualiszation (TAI) merupakan kombinasi pembelajaran
kooperatif dengan pembelajaran individual. Hal ini dirancang untuk mengatasi
kekurangan dari kedua pembelajaran tersebut.
6. Mata Pelajaran
Fiqih
Mata pelajaran fiqih adalah suatu mata pelajaran yang
diberikan kepada siswa Madrasah Ibtidayah (MI) yang merupakan materi pendidikan
agama Islam yang membahas hukum Islam. Jadi mata pelajaran fiqih ini merupakan
suatu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa Madrasah Ibtidayah (MI).
7. Kurban
Kurban
dalam ilmu fiqih berarti “penyembelihan hewan tertentu dengan niat mendekatkan
diri kepada Allah SWT pada Idul Adha atau hari Tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan
13 Zulhijah”[8].
Kurban
yang akan dibahas dalam PTK ini adalah sebagai materi pokok mata pelajaran
fiqih di kelas V dimana peneliti melaksanakan PTK.
8. Kelas V
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelas adalah “tingkat; ruang tempat belajar di
sekolah;”[9].
Berdasarkan pengertian tersebut, maka makna dari kelas V adalah tingkat atau
tempat belajar yang berada di sekolah dasar pada tingkatan kelima.
9. MI NU Purwosari
MI NU
Purwosari adalah nama sebuah madrasah setara dengan sekolah dasar (SD) yang
berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kota Metro.
10. Tahun Pelajaran
2014/2015
Tahun pelajaran 2014/2015 adalah tahun dimana
penelitian ini dilaksanakan.
Berdasarkan
pengertian dari beberapa kata di atas, maka dapat penulis tegaskan bahwa yang
menjadi pokok permasalahan dari penelitian ini adalah apakah metode
pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa mata pelajaran fiqih pada materi pokok kurban pada kelas V MI NU
Purwosari tahun pelajaran 2014/2015.
B. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan
salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia
dapat mengembangkan diri dan menjalankan
fungsinya sebagai kholifah di bumi.
Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.[10]
Peranan dunia pendidikan tidak disangsikan lagi, dengan pendidikan akan tercipta generasi yang memiliki sumber
daya manusia (SDM) yang tinggi. Dengan memperhatikan isi hakekat pembangunan
nasional dan tujuan pendidikan
nasional, pendidikan yang dimaksud tidak hanya bertujuan untuk membekali
peserta didik dengan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi juga mencakup semua aspek dalam
pendidikan yaitu aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Menurut Muhibbin, aspek yang ketiga inilah yang penting
dalam proses pendidikan, “jika aspek psikomotoriknya tercapai dengan baik, maka kedua aspek lainnya (kognitif dan afektif) akan baik
pula, karena secara otomatis
kedua aspek tersebut berfungsi sebagai penggeraknya”.[11]
Dunia pendidikan yang ada saat ini
masih bersifat membelenggu, tidak membebaskan. Menurut Paulo Freire
yang dikutip Djohar, mengatakan
“Pendidikan yang membelenggu ditandai dengan tanpa
adanya transaksi, prespektif melalui pemberian
perintah dan transfer pengetahuan, sedangkan pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang berlangsung dengan transaksi, dialogis, dan trasformasional, yakni proses pendidikan yang mempunyai
makna dalam kehidupan”.[12]
Problem yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya
proses
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, anak didik kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan
berpikir.
Wina Sanjaya berpendapat:
“Proses pembelajaran
di dalam kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi,
otak anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi
yang diingatnya itu, untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Fenomena seperti ini hampir berlaku
untuk semua mata pelajaran, tidak
terkecuali pada pelajaran agama. Hal tersebut
mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa, yang pada akhirnya
keberhasilan pembelajaran tidak tercapai”.[13]
Keberhasilan pembelajaran yang tidak tercapai, memiliki banyak faktor
penyebab. Salah satunya penggunaan metode pembelajaran oleh seorang guru yang
tidak tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Sehingga pembelajaran tidak
tepat sasaran dalam ketuntasan kelulusan minimal yang telah ditentukan.
Penyebab lain yang masih berhubungan dengan metode adalah guru yang hanya
menggunakan metode yang monoton, atau tidak variatif.
Permasalah tersebut diatas, terjadi pada siswa kelas V di MI NU
Purwosari Kota Metro terhadap mata
pelajaran Fiqih. Sebagaimana hasil prasurvey, diketahui bahwa pada saat pembelajaran Fiqh berlangsung, guru masih
menyampaikan
materi pelajaran dengan metode konvensional, yaitu menggunakan metode ceramah yang merupakan
salah satu andalan guru dalam menyampaikan pelajaran.
Akibat dari model pembelajaran tersebut siswa terlihat bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Terlihat
dari 27 siswa dalam
kelas, hampir sebagian siswa
yang tidak memperhatikan penyampaian guru, salah satu contohnya ada sebagian
siswa yang melamun, bermain sendiri, tidur, dan mengerjakan PR pada saat penyampaian materi.
Pada akhir pembelajaran, guru kemudian
memberikan
kesempatan pada siswa untuk bertanya seputar materi pelajaran yang telah
dibahas, namun siswa lebih memilih diam.
Berdasarkan pernyataan guru, kenyataan tersebut
dapat diduga bahwa penyebab mengapa sebagian nilai siswa rendah
pada pembelajaran Fiqih karena siswa kurang memahami
konsep pengajaran fiqih, kurang termotivasi
menyelesaikan tugas-tugas di rumah,
minat baca siswa yang rendah dan siswa
jarang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar.
Diantara permasalahan-permasalahan
tersebut, sebenarnya ada satu masalah utama yang
perlu mendapat perhatian berkaitan
dengan hasil belajar siswa pada pelajaran Fiqh. Sebagian besar
siswa memiliki hasil belajar
rendah dalam belajar Fiqh, disebabkan guru yang masih menggunakan metode
ceramah sehingga materi
yang diajarkan menjadi verbal atau hafalan. Verbal disini
dapat diartikan sebagai pengajaran yang diajarkan secara lisan (bukan
tertulis). Kemampuan hafalan siswa jelaslah terbatas. Semakin banyak hafalan
yang harus dihafalkan jelas siswa tidak akan mampu. Kita menyadari bahwa salah satu kelemahan
metode ceramah jika diterapkan secara murni adalah tidak melibatkan anak didik secara aktif dalam proses
pembelajaran, akibatnya materi
tersebut menjadi kurang menarik.
Tolok ukur keberhasilan suatu pembelajaran
dapat dilihat dari kemampuan siswa
dalam memahami materi pelajaran. Kriteria
keberhasilan pembelajaran
diukur dari sejauh mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru. Belajar secara
optimal dapat dicapai bila siswa
aktif di bawah bimbingan guru yang aktif pula.
Berdasarkan hasil
prasurvey yang dilakukan oleh peneliti, didapat dokumentasi hasil ulangan
harian siswa kelas V MI NU Purwosari sebagai berikut:
Tabel. 1.1
Daftar Nilai Ulangan Harian Fiqih
Siswa Kelas V MI NU
Purwosari
Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.
No
|
Nama Siswa
|
KKM
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
Tuntas
|
Tidak
Tuntas
|
||||
1
|
Abdul Rohman
|
70
|
70
|
√
|
|
2
|
Ahmad Arifin
|
70
|
75
|
√
|
|
3
|
Ari Anisa Fitri
|
70
|
65
|
|
√
|
4
|
Atik Setiowati
|
70
|
65
|
|
√
|
5
|
Ahmad nur kholiq
|
70
|
65
|
|
√
|
6
|
Deni Santoso
|
70
|
60
|
|
√
|
7
|
Dimas Romadhoni
|
70
|
65
|
|
√
|
8
|
Eva Nur Anggraini
|
70
|
60
|
|
√
|
9
|
Harti
|
70
|
60
|
|
√
|
10
|
Haryanto Sulaiman
|
70
|
60
|
|
√
|
11
|
Hidayati
|
70
|
75
|
√
|
|
12
|
Lisa Andriyani
|
70
|
60
|
|
√
|
13
|
Luluk Nabila Ulfa
|
70
|
75
|
√
|
|
14
|
Luluk Ayu Awan S
|
70
|
75
|
√
|
|
15
|
Lilik Miftahul Ulum
|
70
|
60
|
|
√
|
16
|
Milasari
|
70
|
75
|
√
|
|
17
|
Murni Astuti
|
70
|
60
|
|
√
|
18
|
Maratus Sholekah B
|
70
|
65
|
|
√
|
19
|
Nova Astari
|
70
|
75
|
√
|
|
20
|
Novalia
|
70
|
60
|
|
√
|
21
|
Nurhalimah
|
70
|
75
|
√
|
|
22
|
Puspa Rini
|
70
|
65
|
|
√
|
23
|
Putri Rosiana
|
70
|
70
|
√
|
|
24
|
Reni Susilowati
|
70
|
65
|
|
√
|
25
|
Ulfa Nur Alfiati
|
70
|
60
|
|
√
|
26
|
Yulianto
|
70
|
75
|
√
|
|
27
|
Yelis Aristanti
|
70
|
60
|
|
√
|
Jumlah
|
10
|
17
|
|||
Prosentase (%)
|
37,04%
|
62,96%
|
Nilai ulangan harian fiqih
siswa kelas V MI NU
Purwosari Kota Metro diatas, terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai >
70 (tuntas KKM) sebanyak 10 siswa atau 37,04% dan siswa yang mendapat nilai <
70 (tidak tuntas KKM) sebanyak 17 siswa atau 62,96%.
Untuk itu pembelajaran
Fiqih yang ada di MI NU Purwosari Kota Metro memerlukan suatu model pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menarik
dan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih model pembelajaran
yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan
dan kemampuan siswa, salah satunya dengan memberikan
model pembelajaran kooperatif.
Menurut Robert E. Slavin yang mengungkapkan tentang pembelajaran
kooperatif sebagai berikut :
“Pembelajaran kooperatif
merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman
masing-masing”.[14]
Jadi dari pengertian
yang dijelaskan diatas, dalam mengerjakan tugas kelompoknya, setiap peserta
didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu satu sama
lain.
Seperti firman Allah
SWT:
Artinya : “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan
melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang
had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka
bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.”[15] (Q.S Al Maidah : 2)
Hal ini bermanfaat untuk melatih peserta didik menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang
berada latar belakangnya. Pada pembelajaran
kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar siswa dapat
bekerja sama dengan
baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar
yang baik, peserta didik diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau
tugas yang direncanakan
untuk diajarkan. Selama kerja kelompok,
tugas anggota kelompok
adalah mencapai ketuntasan, dengan menyelesaikan masalah secara bersama maka
dapat meningkatkan
pemahaman siswa
terhadap materi dan
pada
akhirnya terjadi peningkatan hasil belajar mereka.
Dengan pertimbangan
inilah yang dapat mendorong penulis untuk meneliti masalah ini, mengingat
pentingnya pemilihan metode pembelajaran. Sehubungan dengan hal di atas, maka penulis
mengemukakan judul sebagai berikut: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) pada
Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok Kurban Kelas V MI NU Purwosari Tahun
Pelajaran 2014/2015”.
C. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah yang ada sebagai
berikut:
1. Proses pembelajaran masih
menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran.
2. Suasana pembelajaran kurang
kondusif sehingga proses pembelajaran siswa dikelas bersifat pasif dan diam.
3. Siswa kurang memahami
konsep pengajaran fiqih dan kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas di
rumah.
4. Siswa jarang berani
bertanya pada saat proses belajar mengajar di kelas.
5. Hasil belajar siswa
pada mata pelajaran fiqih masih rendah, terlihat 62,96% dari jumlah siswa kelas
V mendapatkan nilai di bawah KKM.
D. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah maka disusun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai
berikut:
“Apakah
penggunaan metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran fiqih materi pokok kurban kelas
V MI NU Purwosari Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Pemecahan
Masalah
Dari
beberapa permasalahan yang telah disebutkan diatas, yang menjadi penyebab pokok
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih masih rendah adalah guru hanya
menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah) saja dan tidak dibarengi
dengan metode pembelajaran yang lebih menarik minat siswa dalam belajar.
Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis memberikan pemecahan masalah
dengan menerapkan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif
dalam pembelajaran dikelas. Metode tersebut adalah Team Assisted
Individualiszation (TAI). Pada metode ini siswa akan belajar secara
individu sekaligus berkelompok (team). Dengan penerapan metode ini diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran fiqih di MI
NU Purwosari Kota Metro tahun pelajaran 2014/2015.
F. Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih materi pokok kurban dengan
menggunakan metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) pada
kelas V MI NU Purwosari Kota Metro tahun pelajaran 2014/2015.
G. Manfaat
Penelitian
Manfaat
yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah :
1. Bagi Guru
a) Adanya inovasi
model pembelajaran fiqih dari dan oleh guru yang menitikberatkan pada penerapan
metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) yang
diharapkan dapat dipakai seterusnya di MI NU Purwosari Kota Metro.
b) Memberikan
kontribusi positif bagi guru dalam penggunaan metode yang tepat dan menarik
dalam mengajar di kelas.
2. Bagi Siswa
a)
Hasil belajar siswa MI NU
Purwosari Kota Metro pada mata pelajaran fiqih dapat meningkat.
b)
Kompetensi siswa pada mata
pelajaran fiqih lebih baik dari sebelumnya.
c)
Terjalin sikap gotongroyong dan kerjasama yang baik antar siswa.
d) Persaingan sehat dalam berprestasi di kelas.
3. Bagi Sekolah
a)
Mendapatkan panduan tentang metode
pembelajaran Team Assisted
Individualiszation (TAI).
b)
Melalui peningkatan kualitas
pembelajaran maka diharapkan dapat meningkatkan peringkat MI NU Purwosari Kota
Metro.
c)
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan kajian bersama untuk rujukan pembelajaran di MI NU
Purwosari Kota Metro.
4. Bagi Peneliti
a) Memberikan wawasan baru kepada peneliti tentang metode
pembelajaran yang efektif dari penerapan metode pembelajaran Team Assisted Individualiszation
(TAI).
b) Mendapatkan
pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran Team Assisted
Individualiszation (TAI)
[1]
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008, hal. 1529
[2] Veithzal Rifa’i, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat Spama Survei di DiklatDepkes. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan No.40, tahun ke-9, Jakarta : Depdiknas, Januari 2003,
hal.130
[3] Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Visimedia, Jakarta, Cet. ke-2, 2008, hal. 3
[4]
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, hal.1362
[5]
Muhibbin Syah, Psikologi Pendekatan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset, 2010, cet.ke-15, hal. 198
[6] Oemar Hamalik, Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hal. 57
[7] Robert E. Slavin, Cooperative
Learning (Teori, Riset dan Praktik), Bandung: Nusa Media, 2005, hal. 195
[8] Tim Penyusun Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan Kalijaga, Fiqih Kelas V, Klaten: Cempaka Putih, 2007, hal. 55
[9] Departemen
Pendidikan Nasional, Op.Cit., hal.669
[10] Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Op.Cit, hal. 6
[11]
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Baru, Bandung:
Rosdakarya, 1995, hal. 89
[12]
Djohar, Pendidikan Strategik Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan,
Yogyakarta: LESFI, 2003, hal. 7
[13] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007,
hal. 1
[14] Robert E. Slavin, Op.Cit, hal.
4
[15] Departemen Agama RI, Al Qur’an
dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro, 2013, hal. 106
Belum ada Komentar untuk "PTK [BAB I] Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualiszation (TAI) pada Mata Pelajaran Fiqih "
Posting Komentar
Mohon tidak mengirimkan SPAM ke Blog ini !
Saling Berbagi Sobat