Hadits Sifat Rajin
Senin, 18 Juli 2016
2 Komentar
1. Hadits Riwayat Ibnu ‘Asakir dari Anas
لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ
مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاَخِرَتِهِ وَلَااَخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتَّى يُصِيْبَ
مِنْهُمَاجَمِيْعًا، فَإِنَّ الدُّنْيَابَلَاغٌ إِلَى الْاَخِرَةِ،
وَلَاتَكُوْنُوْاكَلًّاعَلَى النَّاسِ (رواه ابن عساكرعن انسى)
Artinya: “Bukanlah termasuk baik di
antaramu orang yang meninggalkan dunianya untuk kepentingan akhiratnya; dan
orang yang meninggalkan kepentingan akhiratnya demi urusan dunianya sehingga ia
mampu memadukan keduanya secara bersamaan. Karena hal-hal dunia akan sampai ke
akhirat dan janganlah menjadi beban manusia (lain).” (HR. Ibnu ‘Asakir dari
Anas)
2. Hadits Riwayat Baihaqi
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ
تَعِيْشُ اَبَدًا، وَاعْمَلْ لِاَخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا (رواه
البيهقي)
Artinya: “Bekerjalah untuk urusan duniamu
seakan-akan kamu hidup selamanya, dan berbuatlah untuk kehidupan akhiratmu
seakan-akan kamu besok pagi mati.” (HR. Baihaqi)
Penjelasan dari kedua hadits di atas adalah
sebagai berikut :
Setiap orang hendaknya berusaha dan bekerja
dengan rajin, tekun, dan ulet agar memperoleh hasil yang memuaskan. Orang yang
bekerja malas-malasan, hasilnya akan berbeda dengan orang yang bekerja dengan
rajin dan tekun. Semua pekerjaan yang menjadi tugas dan kewajiban bagi setiao
orang hendaknya dikerjakan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Pekerjaan itu
bisa berupa permintaan orang tua, tugas dari guru maupun yang datang dari Allah
SWT.
Sejak kecil kita harus rajin belajar, baik belajar ilmu pengetahuaan umum, ilmu agama, keterampilan, kesenian, maupun olahraga. Dengan belajar, kita akan memiliki bakal kehidupan di dunia dan di akhirat. Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Tuntunlah ilmu sejak dari buaian sampai ke ling lahat. “Artinya bahwa menuntut ilmu itu seumur hidup, tiada batas oleh usia. Begitu pentingnya menuntut ilmu Nabi Muhammad SAW pernah menganjurkan : Tuntutlah ilmu walaupun ke negeri Cina”. Pribahasa kita mengungkapkan bahwa “rajin pangkal pandai”. Jadi, jika kita ingin pandai hendaklah rajin belajar. Tidak mungkin seseorang itu pandai apabila ia bermalas-malasan.
Sebagai makhluk Allah, kita juga harus rajin beribadah. Karena ibadah merupakan ungkapan rasa syukur kita terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT. Oleh karena itu, jangan sekali-kali kita meninggalkan ibadah.
Ibadah terbagi menjadi dua macam, yaitu ibadah yang langsung kepada Allah, seperti zakat, puasa, dan naik haji. Ada juga ibadah yang tidak langsung, yaitu berbuat baik terhadap sesama makhluk Allah, seperti berbuat baik kepada kedua orang tua, saudara dan sesama teman.
Selain itu, kita juga harus rajin membantu orang tua dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti menyapu, mencuci, dan pekerjaan lainnya yang mampu kita lakukan. Rajin membantu orang tua berarti melatih diri kita sendiri untuk hidup mandiri sebagai bekal kelak di kemudian hari. Rasulullah SAW pernah menegur seorang pemuda yang pemalas, kerjanya hanya duduk-duduk saja. Beliau memerintahkan pemuda itu agar pergi kehutan mencari kayu untuk dijual.
Terimakasih informasinya
BalasHapusTerima kasih kembali gan
Hapus