Hadits sifat Berbakti Kepada Orang Tua



جَاءَرَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:مَنْ اَحَقُّ النَّاسِ لِجُسْنِ صَحَابَتِى؟قَالَ:اُمُّكَ.ثُمَّ مَنْ؟قَالَ:اُمُّكَ،قَالَ ثُمَّ مَنْ؟قَالَ:اُمُّكَ،قَالَ:ثُمَّ مَنْ؟قَالَ:ثُمَّ اَبُوْكَ.(رواه مسلم)

Artinya: “Sesorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, siapakah dari keluargaku yang paling berhak dengan kebaktianku? Jawab Rasulullah SAW. Ibumu! Tanya, Kemudian siapa? Jawab, Ibumu! Tanya, Kemudian siapa? Jawab, Kemudian ibumu! Tanya, Kemudian siapa? Jawab, Kemudian bapakamu!” (HR. Muslim)

قَالَ رَجُلٌ:يَارَسُوْلَ اللهِ مَنْ اَحَقُّ النَّاسِ لِجُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ اُمُّكِ ثُمَّ اُمُّكَ ثُمَّ اُمُّكَ ثُمَّ اَبُوْكَ ثُمَّ اَدْنَاكَ اَدْنَاكَ (رواه مسلم)

Artinya: “Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, Ya, Rasulullah, siapakah dari keluargaku yang paling berhak dengan kebaktianku yang terindah ? Jawab beliau, Ibumu! Kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian yang terdekat kepadamu, yang terdekat.” (HR. Muslim)

جَاءَرَجُلٌ الِرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ.فَقَالَ:اَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ:نَعَمْ،قَالَ فَفِيْهِمَافَجَاهِدْ (رواه مسلم)

Artinya: “Seseorang laki-laki datang kepada Nabi SAW minta izin hendak ikut jihad (berperang). Tanya Nabi SAW kepadanya, Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Jawab orang itu, Masih! Sabda beliau, Berbakti kepada keduanya adalah jihad.” (HR. Muslim)

اَقْبَلَ رَجُلٌ اِلَى نَبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: اُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِوَالْجِهَادِاَبْتَغِى الْاَجْرَمِنَ اللهِ قَالَ: فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ اَحَدٌحَيٌّ؟ قَالَ: نَعَمْ بَلْ كِلَاهُمَا،قَالَ: فَتَبْتَغِى الْاَجْرَمِنَ اللهِ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَارْجِعْ اِلَى وَالِدَيْكَ فَاَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا. (رواه البخارى)

Artinya:”Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW, lalu dia berkata: Aku bai’at (berjanji setia) dengan Anda akan ikut hijrah dan jihad, karena aku menginginkan pahala dari Allah. Tanya Nabi SAW, Apakah orang tuamu masih hidup? Jawab orang itu, Bahkan keduanya masih hidup. Yanya Nabi SAW, Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah? Jawabnya, Ya! Sabda Nabi SAW, Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada keduanya sebaik-baiknya!” (HR. Bukhari)

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ اَنْفُ قِيْلَ: مَنْ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ اَدْرَكَ اَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِاَحَدُهُمَااَوْكِلَيْهِمَافَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ (رواه مسلم)

Artinya: “Dari Nabi SAW sabdanya: Dia celaka! Dia celaka! Dia celaka! Lalu beliau ditanya orang, Siapakah yang celaka, ya Rasulullah? Jawab Nabi SAW, Siapa yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu dari keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk surga (dengan merawat orang tuanya sebaik-baiknya).” (HR. Muslim)


Penjelasan dari kelima hadits diatas adalah sebagai berikut:
Berbakti kepada orang tua merupakan suatu kewajiban. Islam mengajarkan agar kita selalu menghormati kedua orang tua karena kedudukan orang tua sangat mulia di hadapan Allah. Jasanya sangat besar dan tidak terhitung. Mereka telah mendidik, membesarkan dan merawat kita dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

Berbakkti kepada orang tua sangat besar pahalanya sama dengan pahalanya dengan berjihad (berperang membela agama). Bahkan berjihad pun harus seizing orang tua. Celakalah seorang anak dalam hidupnya menyia-yiakan kedua orang tuanya. Allah sangat menyayangi terhadap anak yang suka berbakti kepada orang tua, dan di akhirat kelak surga telah menantinya.

Ibu adalah orang pertama yang harus kita perhatikan dan berbakti kepadanya dengan penuh keikhlasan dan keridaan. Bahkan Rasulullah pun menyebutkan Ibu sampai dengan tiga kali, setelah itu barulah Bapak, kemudian disusul dengan orang yang terdekat dengan kita. Begitu mulyanya kedudukan Ibu dalam ajaran Islam. Kita harus berbakkti kepada Ibu, Bapak, dan disusul dengan orang-orang yang terdekat dengan kita.

Mengatakan “ah” saja terhadap orang tua sangat dilarang, apalagi membentak. Kita berbakti kepada orang tua harus dengan sewajarnya, tidak boleh berlebih-lebihan yang akan menjerumuskan kepada pemujaan. Allah SWT melarang mematuhi orang tua yang dapat menyebabkan musyrik kepada-Nya.

Belum ada Komentar untuk "Hadits sifat Berbakti Kepada Orang Tua"

Posting Komentar

Mohon tidak mengirimkan SPAM ke Blog ini !
Saling Berbagi Sobat

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...