Puasa Nabi Daud (Sebaik-baiknya Puasa Sunnah)

Jika ada satu-satunya Nabi yang disematkan pada hal yang berkaitan dengan puasa, maka itulah Nabi Daud  AS. Shalat dan puasa yang dilaukan Nabi Daud  AS memang luar biasa. Itulah yang menyebabkan kisah puasanya sampai juga ke masa Nabi Muhammad SAW.

Abdullah bin Amr meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bertanya padanya:
Aku mendengar kabar bahwa engkau selalu berjaga di waktu malam (beribadah) dan berpuasa di siang hari. Benar, ya Rasulullah, jawabku. Rasul lalu berkata, berpuasalah dan berbukalah, shalatnya dan tidurlah! Karena tubuhmu mempunyai hak terhadapmu. Cukuplah bagimu berpuasa sebanyak tiga hari pada tiap bulan.”

Abdullah waktu itu menawar Nabi dengan menyatakan bahwa ia kuat berpuasa. Nabi lalu menyuruhnya puasa tiga hari dalam seminggu. Karena Abdullah bin Amr kembali menawar Nabi kemudian berkata:
Kalau begitu, berpuasalah seperti puasa Nabi Daud, dan jangan melebihi lagi! Beliau sehari berpuasa, sehari tidak.” (HR. Ahmad)

Selain tekun beribadah, Nabi Daud AS terkenal memiliki suara merdu. Ia dianugrahi kitab Zabur dan bila membacanya suaranya sangat indah sekali. Kemampuan Nabi Daud AS dalam berpuasa kemudian menurun kepada anaknya, Nabi Sulaiman AS. Nabi Sulaiman AS berpuasa tiga hari pada awal bulan, tiga hari pada pertengahan bulan dan tiga hari pada akhir bulan. Puasa memang tradisi bagi orang-orang shaleh dan itulah kenapa di dalam surah Al Baqarah ayat 183 disebut puasa sudah diwajibkan kepada umat terdahulu.

Nabi Daud AS memiliki doa terkenal yang dikabarkan Nabi dalam sebuah hadits. Doa itu berbunyi :
Allahuma inni asaluka hubbaka wa Hubba mayyuhibbuka wal amalulladzi yuballighuni hubbaka allahumaj’al hubbaka ahabba ilaiyya min nafsi wa ahli wa minal ma’il barid … (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin).” (HR. Tirmidzi)


Nas Mengenai Puasa Nabi Daud
Pada mulanya, puasa Nabi Daud adalah bagian dari syariat Nabi Daud AS. Namun karena Nabi Muhammad SAW memuji puasa ini sebagai puasa yang paling afdal (utama) serta memerintahkan untuk mengamalkannya, maka puasa Nabi Daud sudah menjadi bagian dari syariat Nabi Muhammad SAW.

Dasar hukum yang paling kuat tentang puasa Nabi Daud adalah hadits Rasullulah SAW:
Kerjakanlah puasa yang paling afdal di sisi Allah, itulah puasa Daud. Beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (HR. Muslim)

Ibnul Qoyyim mengatakan bahwa jika ada orang yang ingin berpuasa dalam intensitas tinggi maka puasa Nabi Daud adalah yang paling utama, sebab Rasulullah SAW melarang kita berpuasa terus menerus. Sifat ibadah puasa Nabi Daud ini mengakomodasikan sisi istirahat sehingga pola puasa ini yang terbaik sebab badan juga memiliki hak-haknya dan tidak dapat diporsir sedemikian rupa. Para ulama dari mahzab Syafi’i berpendapat bahwa puasa sepanjang masa terkadang mengabaikan berbagai hak dan akan memberatkan badan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita ingin menjalankan puasa Nabi Daud, yaitu jangan sampai puasa ini melalaikan kita dari kewajiban yang lainnya. Syeh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, seorang ulama suni, memperingatkan Puasa Nabi Daud sebaiknya hanya dilakukan oleh orang yang mampu dan tidak merasa sulit ketika melakukannya. Jangan sampai puasa membuatnya meninggalkan amalan yang disyariatkan lainnya. Begitu pula jangan sampai puasa ini membuatnya terhalangi untuk belajar ilmu agama. Karena di samping puasa ini masih ada ibadah lainnya yang mesti dilakukan. Jika banyak melakukan puasa malah membuat menjadi lemas, maka sudah sepantasnya tidak memperbanyak puasa.

Ada beberapa catatan dari perkataan syeikh di atas.
Pertama, jangan terpaksa melakukannya. Artinya, kalau kita tidak mampu untuk berpuasa, jangan memaksakan diri untuk melakukannya hanya untuk mendapatkan pahala sunnah. Jadi, lakukanlah dengan ikhlas. Dari ikhlas ini, akan tumbuh energi positif agar kita mampu berpuasa Nabi Daud.

Kedua, jangan melalaikan kewajiban yang lain. Puasa Nabi Daud adalah sunnah. Karena itu, jangan sampai puasa ini meninggalkan kewajiban lainnya, seperti shalat lima waktu, dan sebagainya.

Ketiga, jangan sampai lupa belajar agama. Karena badan lemas akibat puasa Nabi Daud, kita jadi malas untuk belajar ilmu agama. Hal ini jangan sampai terjadi sebab belajar agama juga sangat penting. Ibadah dan belajar harus berjalan seirama.

Bagaimana kalau puasa Daud jatuh pada hari Jum’at atau sabtu? Menurut Syeikh Al-Utsmain, hal ini boleh saja dilakukan. Sebab, yang diniatkan adalah melakukan puasa Nabi Daud dan bukan melakukan puasa hari Jum’at atau hari Sabtu secara khusus.

Keutamaan Puasa Nabi Daud
Ada beberapa keistimewaan dari puasa Nabi Daud terutama pada aspek penahbisan (proses penyucian) keutamaannya oleh Nabi Muhammad SAW. Puasa Nabi Daud lebih utama daripada puasa tiga hari dalam sebulan yang pahalanya seperti puasa sepanjang masa. Puasa Nabi Daud lebih utama juga dari puasa Arafah yang ganjarannya adalah dihapuskan seluruh dosa kecil selama setahun sebelumnya. Selain itu ada beberapa faedah lainnya yakni:
  1. Menunaikan ‘hak’ Allah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan menunaikan hak badan yaitu dengan mengistirahatkannya (dari makan).
  2. Proporsional. Ibadah begitu banyak ragamnya, begitu pula dengan kewajiban yang mesti ditunaikan seorang hamba begitu banyak. Jika seseorang berpuasa setiap hari tanpa henti, maka pasti ia akan meninggalkan beberapa kewajiban. Sehingga dengan menunaikan puasa Nabi Daud seseorang akan lebih memperhatikan kewajiban-kewajibannya dan ia dapat meletakkan sesuatu sesuai dengan porsi yang benar.
  3. Puasa akan memberikan dampak kesehatan cukup signifikan. Pola puasa dari Subuh samapi Maghrib adalah pola yang baik sekali. Inilah yang dimaksudkan dari hadits yang berbunyi, “Berpuasalah kalian maka kalian (akan) sehat.” (HR. Thabrani)
  4. Jika seseorang ingin betul-betul dapat mengendalikan diri, puasa Daud dapat dijadikan sarana yang menantang. Puasa sunnah berat dilakukan karena dalam puasa ini umumnya kita bergaul dengan orang-orang yang tidak berpuasa, berbeda dengan bulan Ramadhan di mana hampir semua orang berpuasa. Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang berpuasa sunnah adalah penguasa ata dirinya sendiri. Jika ingin ia boleh berpuasa, jika tidak ingin ia boleh berbuka.” (HR. Ahmad)

Adapun niat puasa Daud adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma dawuda, sunnatan lillahi taala
“Saya niat puasa Nabi Daud, sunnah karena Allah Taala.



Belum ada Komentar untuk "Puasa Nabi Daud (Sebaik-baiknya Puasa Sunnah)"

Posting Komentar

Mohon tidak mengirimkan SPAM ke Blog ini !
Saling Berbagi Sobat

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...