Kisah Nabi Ibrahim a.s lengkap beserta dalil naqlinya
Kamis, 29 Maret 2018
2 Komentar
Nabi Ibrahim dilahirkan di tengah masyarakat yang musyrik dan kafir. Beliau adalah anak Azar, yang juga masih keturunan Sam bin Nuh. Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295 sebelum masehi, di negeri Mausul pada zaman Raja Namrud. Azar, Ayah Nabi Ibrahim adalah tukang membuat patung untuk sesembahan kaumnya. Ketika itu, raja Namrud memerintah dengan sangat zalim dan tanpa undang-undang. Bahkan, raja itu mengaku dirinya sebagai Tuhan. Semua rakyatnya menyembah berhala.
Allah SWT berfirman tentang Nabi Ibrahim a.s :
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat". Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. Al-An'am : 76-79)
Setelah Nabi Ibrahim a.s beranjak dewasa, Allah SWT memberikan akal dan kecerdasaan yang luar biasa kepadanya. Dan mulailah Nabi Ibrahim a.s menyampaikan dakwahnya.
Beberapa lama kemudian Raja Namrud dan para pengikutnya datang. Demi melihat keadaan rumah peribadatan mereka berantakan dan berhala hancur, maka murkalah sang Raja. Tak pelak lagi, Nabi Ibrahim a.s langsung menjadi orang yang tertuduh dalam hal itu, sebab sudah dikenali di seluruh negeri, bahwa Nabi Ibrahim a.s sangat membenci sesembahan kaumnya. Maka beliau dihadapkan kepada Raja Namrud untuk diadili. Sang raja berkata dengan geram: "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala kami di rumah peribadatan?
"Bukan!" jawab Nabi Ibrahim singkat.
Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin naik pitam. Dengan nada lebih keras, ia berkata: "Lalu, siapa lagi kalau bukan engkau. Bukankah engkau berada di sini ketika kami semua pergi, dan bukankah engkau amat membenci sesembahan kami?"
"Ya, tapi aku tidak menghancurkan bebrhala-berhala itu. Aku pikir, barangkali berhala besar itulah yang telah melakukannya. Bukankah kampak yang ada di lehernya membuktikan perbuatannya?"sahut Nabi Ibrahim dengan tenang.
"Mana mungkin berhala dapat berbuat seperti itu?! "kata Raja Namrud membantah pernyataan Nabi Ibrahim a.s.
Mendengar itu, Nabi Ibrahim a.s dengan tegas berkata: "Kalau begitu, mengapa engkau sembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?"
Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim a.s itu, orang-orang yang menyaksikan jalannya pengadilan itu terkejut dan banyak di antara mereka yang sadar. Terpikir oleh mereka, bahwa memang begitulah adanya; mereka telah menyembah sesuatu yang tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Meskipun demikian, Raja Namrud justru semakin murka karenanya.
Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan bakarnya. Sementara itu, Nabi Ibrahim a.s diikat dan diletakkan dalam tumpukan kayu itu. Tetapi Allah SWT lebih berkuasa dalam segala hal. Dia belum menghendaki Nabi-Nya itu mati. Maka dipeliharalah Nabi Ibrahim a.s dengan kekuasaan-Nya, dari panasnya api Raja Namrud. Dalam hal ini, Allah SWT telah berfirman:
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", (QS. Al-Anbiya : 69)
Menyaksikan peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim a.s, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan penuh rasa puas. Mereka mengira bahwa pasti Nabi Ibrahim a.s telah hancur menjadi abu di tengah tumpukan kayu bakar yang menyala dahsyat itu. Tetapi, betapa terkekjutnya mereka demi melihat keajaiban yang terjadi setelah api itu padam. Nabi Ibrahim a.s tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun. Lalu beliau pergi meninggalkan mereka. Sejak kejadian itu, Nabi Ibrahim a.s berhijrah ke negeri Kan'an (Palestina) dan di tanah suci (Baitul-Maqdis) itulah beliau hidup dan berketurunan.
Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan". (QS. Maryam : 41-45)
Menanggapi seruan Nabi Ibrahim a.s itu, ayahnya menjawab:
Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama". (QS. Maryam : 46)
Maka Nabi Ibrahim a.s tidak dapat berbuat apa-apa kecuali hanya berkata:
Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". (QS. Maryam : 47-48)
Semestara itu, sejak pindah ke tanah suci (Baitul-Maqdis), Nabi Ibrahim a.s kemudian berumah tangga dan memperoleh anak-anak yang saleh dan baik-baik. Dari istrinya yang bernama Siti Sarah, yang ketika itu telah amat tua, Nabi Ibrahim a.s memperoleh anak yang diberi nama Ishaq. Dan dari istrinya yang bernama Siti Hajar, beliau memperoleh seorang putra yang bernama Ismail. Ishaq kemudian menjadi Nabi dan Rasul dan menurunkan seorang anak, yaqub namanya (Kelak ya'qub juga menjadi Nabi dan Rasul Allah, serta menurunkan anak-cucu sampai kepada Nabi Musa a.s). Sedangkan Ismail juga menjadi Nabi dan Rasul dan darinyalah Nabi Besar Muhammad SAW mempunyai silsilah. Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT menerangkan:
Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. (QS. Maryam : 49)
Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. (QS. Ash-Shaffat : 101-111)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".
Nabi Ibrahim a.s juga pernah berdo'a:
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Nabi Ibrahim Dibuang ke Hutan
Ketika Raja Namrud mengeluarkan undang-undang, bahwa setiap anak laki-laki yang lahir ketika itu harus dibunuh, Ibrahim a.s yang baru lahir secara diam-diam diselamatkan oleh ayahnya dengan jalan disembunyikan dalam sebuah goa di hutan. Dengan izin Allah SWT, beliau dapat hidup dengan selamat tanpa ganguan binatang buas. Karena jauh dari kaumnya, maka sejak kecil Nabi Ibrahim a.s sering kali berfikir dan merenungkan berhala-berhala dari batu yang disembah oleh kaumnya. Kemudian timbul pertanyaan di hatinya, mengapa benda-benda yang tidak dapat berbuat apa-apa itu disembah? Lalu, dimanakah Tuhan sebenarnya? Ketika Nabi Ibrahim a.s melihat bulan dan bintang di malam hari, lalu matahari di siang hari, ia berkata di dalam hati, mungkinkah benda-benda itu Tuhan? Tetapi, ketika ternyata bulan dan bintang menghilang, dan matahari pun terbenam, ia kemudian berkata: "Aku tak akan bertuhan kepada benda-benda seperti itu."Allah SWT berfirman tentang Nabi Ibrahim a.s :
فَلَمَّا
جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَىٰ كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا
أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ
فَلَمَّا
رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ
لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ
فَلَمَّا
رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَا أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّا
أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ
إِنِّي
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا
أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam". Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat". Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. Al-An'am : 76-79)
Setelah Nabi Ibrahim a.s beranjak dewasa, Allah SWT memberikan akal dan kecerdasaan yang luar biasa kepadanya. Dan mulailah Nabi Ibrahim a.s menyampaikan dakwahnya.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala Raja Namrud
Suatu ketika, Raja Namrud dan kaumnya pergi meninggalkan negeri. Kampung-kampung mereka tertinggal kosong. Kesempatan itu dipergunakan oleh Nabi Ibrahim a.s untuk melaksanakan niat yang selama ini dipendamnya, yaitu menghancurkan berhala-berhala yang ada di tempat peribadatan Raja Namrud dan rakyatnya. Maka, dengan kampak, mulailah Nabi Ibrahim a.s memecahkan berhala-berhala itu satu per satu. Tetapi, karena maksud tertentu, ada satu berhala yang tetap dibiarkan utuh, yakni berhala yang terbesar. Setelah selesai menghancurkan semua berhala yang lain, Nabi Ibrahim a.s mengalungkan kampaknya pada leher berhala terbesar itu. Kemudian beliau pergi meninggalkan tempat peribadatan.Beberapa lama kemudian Raja Namrud dan para pengikutnya datang. Demi melihat keadaan rumah peribadatan mereka berantakan dan berhala hancur, maka murkalah sang Raja. Tak pelak lagi, Nabi Ibrahim a.s langsung menjadi orang yang tertuduh dalam hal itu, sebab sudah dikenali di seluruh negeri, bahwa Nabi Ibrahim a.s sangat membenci sesembahan kaumnya. Maka beliau dihadapkan kepada Raja Namrud untuk diadili. Sang raja berkata dengan geram: "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala kami di rumah peribadatan?
"Bukan!" jawab Nabi Ibrahim singkat.
Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin naik pitam. Dengan nada lebih keras, ia berkata: "Lalu, siapa lagi kalau bukan engkau. Bukankah engkau berada di sini ketika kami semua pergi, dan bukankah engkau amat membenci sesembahan kami?"
"Ya, tapi aku tidak menghancurkan bebrhala-berhala itu. Aku pikir, barangkali berhala besar itulah yang telah melakukannya. Bukankah kampak yang ada di lehernya membuktikan perbuatannya?"sahut Nabi Ibrahim dengan tenang.
"Mana mungkin berhala dapat berbuat seperti itu?! "kata Raja Namrud membantah pernyataan Nabi Ibrahim a.s.
Mendengar itu, Nabi Ibrahim a.s dengan tegas berkata: "Kalau begitu, mengapa engkau sembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?"
Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim a.s itu, orang-orang yang menyaksikan jalannya pengadilan itu terkejut dan banyak di antara mereka yang sadar. Terpikir oleh mereka, bahwa memang begitulah adanya; mereka telah menyembah sesuatu yang tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Meskipun demikian, Raja Namrud justru semakin murka karenanya.
Mukjizat Nabi ibrahim Tidak Terluka di Bakar
Kekalahan Raja Namrud dalam berdebat dengan Nabi Ibrahim a.s malah mengundang kemurkaan yang lebih besar. Dengan segera ia memerintahkan tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim a.s dengan hukuman seberat-beratnya. Demikianlah, Nabi Ibrahim a.s menjalani hukuman mati dengan jalan dibakar hidup-hidup.Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan bakarnya. Sementara itu, Nabi Ibrahim a.s diikat dan diletakkan dalam tumpukan kayu itu. Tetapi Allah SWT lebih berkuasa dalam segala hal. Dia belum menghendaki Nabi-Nya itu mati. Maka dipeliharalah Nabi Ibrahim a.s dengan kekuasaan-Nya, dari panasnya api Raja Namrud. Dalam hal ini, Allah SWT telah berfirman:
قُلْنَا
يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", (QS. Al-Anbiya : 69)
Menyaksikan peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim a.s, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan penuh rasa puas. Mereka mengira bahwa pasti Nabi Ibrahim a.s telah hancur menjadi abu di tengah tumpukan kayu bakar yang menyala dahsyat itu. Tetapi, betapa terkekjutnya mereka demi melihat keajaiban yang terjadi setelah api itu padam. Nabi Ibrahim a.s tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun. Lalu beliau pergi meninggalkan mereka. Sejak kejadian itu, Nabi Ibrahim a.s berhijrah ke negeri Kan'an (Palestina) dan di tanah suci (Baitul-Maqdis) itulah beliau hidup dan berketurunan.
Nabi Ibrahim a.s Menyeru Ayahnya
Nabi Ibrahim a.s senantiasa memikirkan keadaan ayahnya yang tidak mau beriman kepada Allah SWT. Tidak jemu beliau menyeru agar ayahnya segera bertobat kepada Allah dan mengikuti ajarannya. Al-Qur'an telah bercerita tentang ini:
وَاذْكُرْ
فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا
إِذْ
قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا
يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا
يَا
أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي
أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا
يَا
أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَٰنِ
عَصِيًّا
يَا
أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَٰنِ فَتَكُونَ
لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا
Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan". (QS. Maryam : 41-45)
Menanggapi seruan Nabi Ibrahim a.s itu, ayahnya menjawab:
قَالَ
أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ ۖ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ
لَأَرْجُمَنَّكَ ۖ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا
Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama". (QS. Maryam : 46)
Maka Nabi Ibrahim a.s tidak dapat berbuat apa-apa kecuali hanya berkata:
قَالَ
سَلَامٌ عَلَيْكَ ۖ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي ۖ إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا
وَأَعْتَزِلُكُمْ
وَمَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي عَسَىٰ أَلَّا أَكُونَ
بِدُعَاءِ رَبِّي شَقِيًّا
Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". (QS. Maryam : 47-48)
Raja Namrud dan Kaumnya Menerima Azab Allah
Karena keingkarannya, Raja Namrud beserta seluruh pengikutnya mendapatkan siksaan Allah SWT. Pada suatu ketika, tiba-tiba datang serombongan nyamuk yang luar biasa banyaknya. Binatang-binatang itu langsung menyerbu manusia, menggigit bagian-bagian tubuh, masuk ke lubang hidung dan telinga orang-orang kafir itu. Maka binasalah Raja Namrud dan para pengikutnya.Semestara itu, sejak pindah ke tanah suci (Baitul-Maqdis), Nabi Ibrahim a.s kemudian berumah tangga dan memperoleh anak-anak yang saleh dan baik-baik. Dari istrinya yang bernama Siti Sarah, yang ketika itu telah amat tua, Nabi Ibrahim a.s memperoleh anak yang diberi nama Ishaq. Dan dari istrinya yang bernama Siti Hajar, beliau memperoleh seorang putra yang bernama Ismail. Ishaq kemudian menjadi Nabi dan Rasul dan menurunkan seorang anak, yaqub namanya (Kelak ya'qub juga menjadi Nabi dan Rasul Allah, serta menurunkan anak-cucu sampai kepada Nabi Musa a.s). Sedangkan Ismail juga menjadi Nabi dan Rasul dan darinyalah Nabi Besar Muhammad SAW mempunyai silsilah. Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT menerangkan:
فَلَمَّا
اعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ ۖ وَكُلًّا جَعَلْنَا نَبِيًّا
Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. (QS. Maryam : 49)
Nabi Ibrahim Diuji oleh Allah SWT (Riwayat Berkurban)
Pada suatu malam, Nabi Ibrahim a.s bermimpi, bahwa Allah SWT memerintahkannya supaya mengorbankan putranya, Ismail. Karena yakin akan mimpinya itu, segera Nabi Ibrahim a.s bermusyawarah dengan Ismail tentang hal itu. Dan di luar dugaan, Ismail menjawab pertanyaan ayahnya itu dengan tenang, seraya berkata: "Wahai ayahku, jika ini memang perintah Allah SWT, maka taatilah dan aku rela untuk dikurbankan. Mendengar tekad putranya, Nabi Ibrahim a.s segera bersiap-siap untuk mengorbankan Ismail. Tetapi, setelah segalanya selesai, dan upacara kurban akan dimulai, terjadilah peristiwa yang menakjubkan. Dengan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT, muncul seekor biri-biri yang menggantikan Ismail untu disembelih. Maka legalah hati Nabi Ibrahim a.s. Dipeluknya anak kesayangannya itu dengan penuh kasih sayang, seraya mengucapkan pujian kepada Allah SWT. Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT menerangkan peristiwa ini:
فَبَشَّرْنَاهُ
بِغُلَامٍ حَلِيمٍ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي
أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا
أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ قَدْ
صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ إِنَّ هَٰذَا
لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ وَتَرَكْنَا
عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ سَلَامٌ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ كَذَٰلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِينَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ
Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. (QS. Ash-Shaffat : 101-111)
Do'a Nabi Ibrahim a.s
Bersama istri dan anaknya, Siti Hajar dan Ismail, Nabi Ibrahim a.s lalu berhijrah ke Mekkah. Di sanalah beliau membangun Ka'bah sebagai pusat penyembahan manusia kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim a.s terkenal sebagai nabi yang banyak berdo'a kepada Allah SWT. Di dalam Al-Qur'an disebutkan beberapa do'a Nabi Ibrahim a.s diantaranya:
وَإِذْ
قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ
الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ قَالَ وَمَنْ
كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ
وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".
Nabi Ibrahim a.s juga pernah berdo'a:
رَبَّنَا
وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Kesimpulan dan Hikmah Kisah Nabi Ibrahim a.s
- Nabi Ibrahim a.s adalah anak azar, keturunan Sam bin Nuh, dilahirkan pada tahun 2295 sebelum masehi di tengah-tengah kaumnya yang musyrik dan kafir kepada Allah SWT.
- Ayahnya sendiri, Azar adalah ahli membuat berhala yang kemudian disembah oleh kaumnya, sedangkan Nabi Ibrahim a.s adalah pembenci berhala-berhala tersebut.
- Nabi Ibrahim a.s diberi akal sehat untuk mengenal Tuhan yang patut disembah, sehingga beliau selamat dari kemusyrikan.
- Raja Namrud yang zalim menghukum Nabi Ibrahim a.s dengan dibakar hidup-hidup, setelah Nabi Ibrahim a.s menghancurkan berhala-berhalanya. Tetapi Allah SWT melindunginya dan Nabi Ibrahim a.s selamat dari panasnya api Raja Namrud.
- Nabi Ibrahim a.s juga diuji oleh Allah SWT dengan perintah-Nya untuk mengorbankan Ismail, anak kesayangannya. Beliau patuhi perintah itu, sehingga Allah menggantikan Ismail dengan seekor biri-biri untuk disembelih.
- Nabi Ibrahim a.s mempunyai dua istri, masing-masing menurunkan satu anak (Ishaq dan Ismail). Kedua anak itu pun akhirnya menjadi Nabi dan Rasul Allah.
admin, bisa minta tolong artikel kisah nabi Isa si share untuk bahan PTK saya
BalasHapusMenarik sekali kak. Salam dari dutaislam.or.id. Ijin angkut yah!
BalasHapus