Kisah Nabi Hud a.s Lengkap beserta Dalilnya
Kamis, 29 Maret 2018
Tambah Komentar
Nabi Hud a.s adalah putra Sam bin Nuh. Dengan demikian, beliau adalah
cucu Nabi Nuh a.s. Nabi Hud a.s diutus oleh Allah SWT kepada umatnya,
yaitu kaum 'Ad, yang bertempat tinggal di utara Hadhramaut, Yaman
Selatan.
Nabi Hud a.s menyeru kaumnya untuk menyembah Allah, meninggalkan penyembahan berhala, dan melarang mereka menganiaya sesamanya. Kaum 'Ad termasyhur karena mereka rata-rata memiliki tubuh yang besar-besar dan kuat. Mereka memiliki kebun yang luas dan hasil bumi yang berlipat ganda. Dengan kekayaan yang melimpah itu, mereka dapat membuat rumah serta istana yang indah dan megah, sebagai tempat tinggal masing-masing. Namun, justru karena kebahagiaan hiduo itulah mereka lupa akan asal-usulnya. Mereka menyadari, dari mana sebenarnya kekayaan itu mereka peroleh. Mereka malah menyembah batu-batu. Dan kepada benda-benda itulah mereka berterima kasih atas nikmat dan rahmat yang diperolehnya. Begitu pula, kepada batu-batu itulah mereka memohon pertolongan apabila ditimpa kesusahan.
Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?"
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". (QS. Hud : 50-52)
Seruan Nabi Hud a.s itu dijawab oleh kaumnya sebagai berikut:
Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu". Huud menjawab: "Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,
dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. (QS. Hud : 53-55)
Begitulah dialog yang terjadi antara Nabi Hud a.s dengan kaumnya. Kaum 'Ad berpendapat bahwa mereka yang mau mengikuti Nabi Hud a.s adalah manusia yang bodoh. Mereka merasa diri mereka lebih gagah dan berani serta pandai. Sifat takabur itu sudah tidak dapat diubah lagi oleh siapa pun, termasuk ajakan Nabi Hud a.s. Padahal, kalau benar mereka adalah orang yang pandai seperti anggapannya mestinya mereka tidak mau menghambakan dirinya kepada berhala-berhala dari batu yang jelas tidak dapat mendengar dan melihat, apalagi memberi.
Demikianlah keadaan kaum 'Ad yang kafir dan dzalim itu. Namun Nabi Hud a.s terus saja menyeru mereka, meskipun sambutan yang ia peroleh amat mengecewakan. Beratus-ratus tahun seruan didengungkan oleh Nabi Hud a.s, tetapi kaumnya tetap ingkar, kecuali hanya sedikit sekali yang mau mengikutu ajaran-ajaran beliau. Di dalam Al-Qur'an Allah SWT menerangkan:
Tiba-tiba terlihat di langit awan yang hitam terbentang panjang. Semua mata penduduk melihat ke atas. Maka berkatalah mereka yang ingkar: "Lihatlah awan itu. Sebentar lagi hujan akan turun untuk menyiram tanah dan tanaman-tanaman kita." Nabi Hud a.s berkata kepada mereka: "Itu buka awan rahmat, tetapi awan yang membawa angin Samun, yang akan membinasakan kamu semuanya, angin yang penuh dengan azab yang amat pedih."
Kemudian mulailah angin berhembus dengan dahsyat. Binatang-binatang ternak mereka berhamburan keluar dan terbang dibawa angin. Begitu pula semua benda milik mereka. Gunung-gunung pun menjadi hancur. Mulailah kaum 'Ad merasa takut dan berlarian kesana kemari untuk mencari perlindungan. Mereka masuk ke rumah masing-masing. Selama tujuh malam angin siksaan itu bertiup hebat, sehingga kaum 'Ad roboh bergelimpangan dan mati, seperti pohon-pohon yang tumbang. Sementara itu, Nabi Hud a.s beserta pengikutnya yang beriman berada di dalam keselamatan. Allah SWT berfirman:
Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka. (QS. Al-Haqqah : 6-8)
Di ayat yang lain, Allah SWT juga berfirman:
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat. (QS. Hud : 58)
Setelah terjadinya malapetaka yang mengerikan itu, Nabi Hud a.s kemudian berpindah tempat tinggal ke negeri Hadhramaut, Yaman sampai akhir hayatnya. Negeri kaum 'Ad tidak layak lagi ditempati karena sudah hancur lebur berantakan.
Nabi Hud a.s menyeru kaumnya untuk menyembah Allah, meninggalkan penyembahan berhala, dan melarang mereka menganiaya sesamanya. Kaum 'Ad termasyhur karena mereka rata-rata memiliki tubuh yang besar-besar dan kuat. Mereka memiliki kebun yang luas dan hasil bumi yang berlipat ganda. Dengan kekayaan yang melimpah itu, mereka dapat membuat rumah serta istana yang indah dan megah, sebagai tempat tinggal masing-masing. Namun, justru karena kebahagiaan hiduo itulah mereka lupa akan asal-usulnya. Mereka menyadari, dari mana sebenarnya kekayaan itu mereka peroleh. Mereka malah menyembah batu-batu. Dan kepada benda-benda itulah mereka berterima kasih atas nikmat dan rahmat yang diperolehnya. Begitu pula, kepada batu-batu itulah mereka memohon pertolongan apabila ditimpa kesusahan.
Seruan Nabi Hud a.s kepada Kaum 'Ad
Karena kesesatan kaumnya itulah Nabi Hud a.s menyeru mereka, sebagaimana diterangkan di dalam Al-Qur'an:
وَإِلَىٰ
عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ
إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ
يَا
قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي
فَطَرَنِي ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
وَيَا
قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ
عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا
تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain
Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?"
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". (QS. Hud : 50-52)
Seruan Nabi Hud a.s itu dijawab oleh kaumnya sebagai berikut:
قَالُوا
يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ
قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ
إِنْ
نَقُولُ إِلَّا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ ۗ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ
اللَّهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ
مِنْ
دُونِهِ ۖ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنْظِرُونِ
Kaum 'Ad berkata: "Hai Huud, kamu tidak mendatangkan kepada kami
suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan
sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak
akan mempercayai kamu.Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu". Huud menjawab: "Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,
dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. (QS. Hud : 53-55)
Begitulah dialog yang terjadi antara Nabi Hud a.s dengan kaumnya. Kaum 'Ad berpendapat bahwa mereka yang mau mengikuti Nabi Hud a.s adalah manusia yang bodoh. Mereka merasa diri mereka lebih gagah dan berani serta pandai. Sifat takabur itu sudah tidak dapat diubah lagi oleh siapa pun, termasuk ajakan Nabi Hud a.s. Padahal, kalau benar mereka adalah orang yang pandai seperti anggapannya mestinya mereka tidak mau menghambakan dirinya kepada berhala-berhala dari batu yang jelas tidak dapat mendengar dan melihat, apalagi memberi.
Demikianlah keadaan kaum 'Ad yang kafir dan dzalim itu. Namun Nabi Hud a.s terus saja menyeru mereka, meskipun sambutan yang ia peroleh amat mengecewakan. Beratus-ratus tahun seruan didengungkan oleh Nabi Hud a.s, tetapi kaumnya tetap ingkar, kecuali hanya sedikit sekali yang mau mengikutu ajaran-ajaran beliau. Di dalam Al-Qur'an Allah SWT menerangkan:
كَذَّبَتْ
عَادٌ الْمُرْسَلِينَ
إِذْ
قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ
إِنِّي
لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
فَاتَّقُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
وَمَا
أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ
الْعَالَمِينَ
أَتَبْنُونَ
بِكُلِّ رِيعٍ آيَةً تَعْبَثُونَ
وَتَتَّخِذُونَ
مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُونَ
وَإِذَا
بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ
فَاتَّقُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
وَاتَّقُوا
الَّذِي أَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُونَ
أَمَدَّكُمْ
بِأَنْعَامٍ وَبَنِينَ
وَجَنَّاتٍ
وَعُيُونٍ
إِنِّي
أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
قَالُوا
سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُنْ مِنَ الْوَاعِظِينَ
إِنْ
هَٰذَا إِلَّا خُلُقُ الْأَوَّلِينَ
وَمَا
نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ
Kaum 'Aad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud
berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku
adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak
minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari
Tuhan semesta alam. Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi
bangunan untuk bermain-main, dan kamu membuat benteng-benteng dengan
maksud supaya kamu kekal (di dunia)? Dan apabila kamu menyiksa, maka
kamu menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis. Maka bertakwalah
kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan bertakwalah kepada Allah yang
telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah
menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, dan
kebun-kebun dan mata air, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab
hari yang besar". Mereka menjawab: "Adalah sama saja bagi kami, apakah
kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (agama kami) ini tidak
lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. dan kami sekali-kali tidak
akan di "azab". (QS. Asy-Syu'ara : 123-138)Kaum 'Ad di Azab oleh Allah SWT
Karena hebatnya keingkaran kaum 'Ad terhadap ajaran Nabi Hud a.s, maka jatuhlah keputusan Allah atas mereka. Bagaimana gagah dan beraninya manusia di muka bumi, apabila datang siksaan Allah, maka semuanya pun akan binasa, seketika itu tanpa terkecuali.Tiba-tiba terlihat di langit awan yang hitam terbentang panjang. Semua mata penduduk melihat ke atas. Maka berkatalah mereka yang ingkar: "Lihatlah awan itu. Sebentar lagi hujan akan turun untuk menyiram tanah dan tanaman-tanaman kita." Nabi Hud a.s berkata kepada mereka: "Itu buka awan rahmat, tetapi awan yang membawa angin Samun, yang akan membinasakan kamu semuanya, angin yang penuh dengan azab yang amat pedih."
Kemudian mulailah angin berhembus dengan dahsyat. Binatang-binatang ternak mereka berhamburan keluar dan terbang dibawa angin. Begitu pula semua benda milik mereka. Gunung-gunung pun menjadi hancur. Mulailah kaum 'Ad merasa takut dan berlarian kesana kemari untuk mencari perlindungan. Mereka masuk ke rumah masing-masing. Selama tujuh malam angin siksaan itu bertiup hebat, sehingga kaum 'Ad roboh bergelimpangan dan mati, seperti pohon-pohon yang tumbang. Sementara itu, Nabi Hud a.s beserta pengikutnya yang beriman berada di dalam keselamatan. Allah SWT berfirman:
وَأَمَّا
عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ
سَخَّرَهَا
عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ
فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
فَهَلْ
تَرَىٰ لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ
Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka. (QS. Al-Haqqah : 6-8)
Di ayat yang lain, Allah SWT juga berfirman:
وَلَمَّا
جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا
وَنَجَّيْنَاهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat. (QS. Hud : 58)
Setelah terjadinya malapetaka yang mengerikan itu, Nabi Hud a.s kemudian berpindah tempat tinggal ke negeri Hadhramaut, Yaman sampai akhir hayatnya. Negeri kaum 'Ad tidak layak lagi ditempati karena sudah hancur lebur berantakan.
Kesimpulan dan Hikmah Kisah Nabi Hud a.s
- Nabi Hud a.s adalah cucu Nabi Nuh a.s dan diutus Allah SWT kepada kaum 'Ad untuk menyerukan kebenaran.
- Kaum 'Ad sangat menyombongkan diri dan takabur karena merasa dirinya kuat dan mampu membuat bangunan-bangunan yang kukuh. Padahal mereka adalah para penyembah berhala yang tidak berbicara dan mendengar.
- Akhirnya, azab Allah SWT menimpa kaum 'Ad berupa angin samun, sehingga mereka binasa.
- Jika umat manusia telah keterlaluan dalam kedurhakaannya, maka Allah SWT membinasakannya dan menggantikan mereka dengan umat yang lain. Sedangkan mereka yang beriman selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Nabi Hud a.s Lengkap beserta Dalilnya"
Posting Komentar
Mohon tidak mengirimkan SPAM ke Blog ini !
Saling Berbagi Sobat