Sifat Qanaah

Seseorang ketika tertimpa musibah ada berbagai cara dalam menyikapinya. Kerena tertimpa musibah, tidak sedikit orang yang putus asa. Ada juga yang menganggap Allah tidak bersikap adil. Tetapi ada juga yang bersikap sebaliknya. Musibah dianggap layaknya cambuk bagi diri kita. Sehingga semakin dekat kepada Allah dan tidak melalaikan-Nya. Sifat terakhir ini disebut dengan sifat qana’ah.

Sifat qana’ah ditunjukkan dengan kerelaan diri untuk menerima apa adanya dan menjauhkan diri dari sikap tidak puas terhadap ketentuan Allah. Sifat qana’ah penting dimiliki pada saat kita tertimpa musibah. Musibah merupakan ujian bagi umat manusia untuk menguji kadar keimanan mereka. Seseorang yang ketika diuji justru bertambah keimanan dan ketakwaannya berarti hamba yang memiliki sifat qana’ah. Sebaliknya, jika dengan bencana yang menimpa, seseorang menjadi kafir berarti ia belum memiliki sifat qana’ah.

Kita seharusnya meyakini bahwa segala musibah yang menimpa manusia merupakan kehendak Allah semata. Tetapi bukan berarti kita harus pasrah dan tanpa usaha untuk menghindari terjadinya musibah tersebut. Musibah sejatinya merupakan bentuk ujian Allah kepada hamba-Nya. Bagi sorang yang memiliki keimanan yang bagus, cobaan dianggap sebagai sarana peringatan atas kekhilafan yang telah dilakukannya. Karena itu, cobaan justru akan mendorongnya semakin bertaqarub dan mendidik untuk menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji.


Qanaah bukan berarti bersikap pasrah buta. Kita diharuskan untuk senantiasa berusaha menghindari terjadinya bencana semampu kita. Misalnya, jika kita ingin menhindari bencana banjir, kita harus senantiasa menjaga lingkungan dan kelestarian alam dengan tidak melakukan penebangan hutan secara liar. Itulah usaha yang pelu dilakukan agar banjir tidak menimpa kita.

Sifat qanaah sesungguhnya sangat berkaitan dengan rasa syukur yang ditujukan dalam bentuk rasa puas terhadap rezeki yang Allah berikan. Allah telah memberikan karunia rezeki kepada seluruh makhluk di dunia ini tanpa terkecuali diri kita. Sumber rezeki yang disediakan oleh Allah beraneka ragam, sangat luas dan tidak terhitung nilainya. Seluruhnya sesuai dengan takaran dan ukuran-Nya. firman allah SWT :
Artinya: “Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki ….” (Q.S An-Nahl : 71)

Munculnya kenyataan perolehan rezeki yang berlainan, memuntut kita memiliki sifat qana’ah. Hal ini menjadi penting agar kita pandai bersyukur dan rida atas rahmat yang dikaruniakan, meskipun kadang tidak sesuai dengan keinginan kita. Karena itu, setiap manusia hendaknya bersikap positif dengan besarnya rezeki yang diperoleh, tidak apatis dan terus berusaha mencari karunia Allah sesuai dengan bakatnya.

Apabila rezeki yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginan kita, kita tetap harus berhusnuzan (bersikap positif) kepada Allah. Bisa jadi, jika kamu diberi rezeki yang berlebihan, kita akan menjauh dari Allah. Inilah pentingnya bersifat syukur terhadap banuak atau sedikit rezeki yang kita peroleh.
Firman Allah SWT :
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim : 7)

Sebagai ajaran Islam yang luhur, sifat qana’ah memiliki banyak manfaat yang dapat kita petik dalam menjalankan kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.

Qana’ah dalam kehidupan pribadi
Dalam kehidupan pribadi setiap muslim, sifat qana’ah  dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
  1. Jiwa akan tetap tentram.
  2. Terhindar dari sifat tamak dan dengki.
  3. Menimbulkan hati yang sabar dan penuh ketabahan.
  4. Terhindar dari kekhawatiran dan keresahan.
  5. Selalu puas terhadap nikmat yang Allah berikan.
  6. Sabar atas segala cobaan dari Allah.

Manfaat qana’ah dalam kehidupan bermasyarakat
Masyarakat akan menjadi baik jika dimulai dari kehidupan pribadi yang baik. Begitu pula manfaat qana’ah dalam kehidupan bermasyarakat, karena adanya manfaat qana’ah dalam kehidupan pribadi, maka otomatis dalam kehidupan bermasyarakat pun sifat qana’ah akan bermanfaat. Manfaat-manfaat tersebut, antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Terjalin hubungan yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat.
  2. Tercipta masyarakat yang senantiasa jujur satu sama lain dalam setiap perbuatan.
  3. Terhindar dari sifat suka menyakiti dan memfitnah.
  4. Terhindar dari sifat saling iri dan dengki.

Dengan memperhatikan manfaat yang sangat penting, kita perlu mempraktikkan sikap qana’ah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada saat keberuntungan sedang berpihak kepada kita, kita pun tidak lantas merasa takabur dan cepat puas. Demikian halnya ketika musibah yang menimpa, kita tidak langsung dirundung kesedihan hingga lupa pada Tuhannya. Dengan demikian membiasakan bersikap qana’ah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pandai bersyukur kepada Allah
Syukur merupakan kunci pokok agar diri kita menjadi pribadi yang qana’ah. Bersyukur berarti mengucapkan rasa terima kasih kepada Allah yang telah menentukan sesuatu terjadi kepada hamba-Nya. entah itu berupa kenikmatan maupun musibah. Bagi orang beriman, hendaknya senantiasa yakin bahwa segala pemberian dari Allah merupakan ujian yang harus kita jaga dengan baik.
2. Tidak mudah putus asa
Putus asa merupakan sifat yang sangat dibenci Allah. Dengan demikian, betapa ujian yang menimpa seorang hamba sangatlah berat, kita dilarang untuk putus asa karena tidak menyelesaikan masalah. Bahkan, menambah berat dan rumit beban permasalahannya.
3. Menjaga keimanan dan ketakwaan.
Seseorang yang menjaga ketakwaan dan keimanannya, tidak akan melanggar sikap, baik ketika ia mendapatkan nikmat maupun tertimpa musibah. Dengan demikian, bersikap taat dan iman merupakan modal pokok untuk seseorang yang mengaku memiliki pribadi yang qana’ah.

Belum ada Komentar untuk "Sifat Qanaah"

Posting Komentar

Mohon tidak mengirimkan SPAM ke Blog ini !
Saling Berbagi Sobat

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...