Sifat Qanaah
Jumat, 26 Agustus 2016
Tambah Komentar
Seseorang ketika tertimpa musibah ada berbagai cara dalam
menyikapinya. Kerena tertimpa musibah, tidak sedikit orang yang putus asa. Ada
juga yang menganggap Allah tidak bersikap adil. Tetapi ada juga yang bersikap
sebaliknya. Musibah dianggap layaknya cambuk bagi diri kita. Sehingga semakin
dekat kepada Allah dan tidak melalaikan-Nya. Sifat terakhir ini disebut dengan
sifat qana’ah.
Sifat qana’ah ditunjukkan dengan kerelaan diri untuk menerima apa
adanya dan menjauhkan diri dari sikap tidak puas terhadap ketentuan Allah.
Sifat qana’ah penting dimiliki pada saat kita tertimpa musibah. Musibah
merupakan ujian bagi umat manusia untuk menguji kadar keimanan mereka.
Seseorang yang ketika diuji justru bertambah keimanan dan ketakwaannya berarti
hamba yang memiliki sifat qana’ah. Sebaliknya, jika dengan bencana yang
menimpa, seseorang menjadi kafir berarti ia belum memiliki sifat qana’ah.
Kita seharusnya meyakini bahwa segala musibah yang menimpa manusia
merupakan kehendak Allah semata. Tetapi bukan berarti kita harus pasrah dan
tanpa usaha untuk menghindari terjadinya musibah tersebut. Musibah sejatinya
merupakan bentuk ujian Allah kepada hamba-Nya. Bagi sorang yang memiliki
keimanan yang bagus, cobaan dianggap sebagai sarana peringatan atas kekhilafan
yang telah dilakukannya. Karena itu, cobaan justru akan mendorongnya semakin
bertaqarub dan mendidik untuk menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji.
Qanaah bukan berarti bersikap pasrah buta. Kita diharuskan untuk
senantiasa berusaha menghindari terjadinya bencana semampu kita. Misalnya, jika
kita ingin menhindari bencana banjir, kita harus senantiasa menjaga lingkungan
dan kelestarian alam dengan tidak melakukan penebangan hutan secara liar.
Itulah usaha yang pelu dilakukan agar banjir tidak menimpa kita.
Sifat qanaah sesungguhnya sangat berkaitan dengan rasa syukur yang
ditujukan dalam bentuk rasa puas terhadap rezeki yang Allah berikan. Allah
telah memberikan karunia rezeki kepada seluruh makhluk di dunia ini tanpa
terkecuali diri kita. Sumber rezeki yang disediakan oleh Allah beraneka ragam,
sangat luas dan tidak terhitung nilainya. Seluruhnya sesuai dengan takaran dan
ukuran-Nya. firman allah SWT :
Artinya: “Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang
lain dalam hal rezeki ….” (Q.S An-Nahl : 71)
Munculnya kenyataan perolehan rezeki yang berlainan, memuntut kita
memiliki sifat qana’ah. Hal ini menjadi penting agar kita pandai bersyukur dan
rida atas rahmat yang dikaruniakan, meskipun kadang tidak sesuai dengan
keinginan kita. Karena itu, setiap manusia hendaknya bersikap positif dengan
besarnya rezeki yang diperoleh, tidak apatis dan terus berusaha mencari karunia
Allah sesuai dengan bakatnya.
Apabila rezeki yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginan kita,
kita tetap harus berhusnuzan (bersikap positif) kepada Allah. Bisa jadi, jika
kamu diberi rezeki yang berlebihan, kita akan menjauh dari Allah. Inilah
pentingnya bersifat syukur terhadap banuak atau sedikit rezeki yang kita
peroleh.
Firman Allah SWT :
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim :
7)
Sebagai ajaran Islam yang luhur, sifat qana’ah memiliki banyak
manfaat yang dapat kita petik dalam menjalankan kehidupan, baik dalam kehidupan
pribadi maupun bermasyarakat.
Qana’ah dalam kehidupan pribadi
Dalam kehidupan pribadi setiap muslim, sifat qana’ah dapat memberikan manfaat antara lain sebagai
berikut:
- Jiwa akan tetap tentram.
- Terhindar dari sifat tamak dan dengki.
- Menimbulkan hati yang sabar dan penuh ketabahan.
- Terhindar dari kekhawatiran dan keresahan.
- Selalu puas terhadap nikmat yang Allah berikan.
- Sabar atas segala cobaan dari Allah.
Manfaat qana’ah dalam kehidupan bermasyarakat
Masyarakat akan menjadi baik jika dimulai dari kehidupan pribadi
yang baik. Begitu pula manfaat qana’ah dalam kehidupan bermasyarakat, karena
adanya manfaat qana’ah dalam kehidupan pribadi, maka otomatis dalam kehidupan
bermasyarakat pun sifat qana’ah akan bermanfaat. Manfaat-manfaat tersebut,
antara lain adalah sebagai berikut:
- Terjalin hubungan yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat.
- Tercipta masyarakat yang senantiasa jujur satu sama lain dalam setiap perbuatan.
- Terhindar dari sifat suka menyakiti dan memfitnah.
- Terhindar dari sifat saling iri dan dengki.
Dengan memperhatikan manfaat yang sangat penting, kita perlu
mempraktikkan sikap qana’ah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada saat
keberuntungan sedang berpihak kepada kita, kita pun tidak lantas merasa takabur
dan cepat puas. Demikian halnya ketika musibah yang menimpa, kita tidak
langsung dirundung kesedihan hingga lupa pada Tuhannya. Dengan demikian
membiasakan bersikap qana’ah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pandai bersyukur kepada Allah
Syukur merupakan kunci pokok agar diri kita menjadi pribadi yang
qana’ah. Bersyukur berarti mengucapkan rasa terima kasih kepada Allah yang
telah menentukan sesuatu terjadi kepada hamba-Nya. entah itu berupa kenikmatan
maupun musibah. Bagi orang beriman, hendaknya senantiasa yakin bahwa segala
pemberian dari Allah merupakan ujian yang harus kita jaga dengan baik.
2. Tidak mudah putus asa
Putus asa merupakan sifat yang sangat dibenci Allah. Dengan
demikian, betapa ujian yang menimpa seorang hamba sangatlah berat, kita
dilarang untuk putus asa karena tidak menyelesaikan masalah. Bahkan, menambah
berat dan rumit beban permasalahannya.
3. Menjaga keimanan dan ketakwaan.
Seseorang yang menjaga ketakwaan dan keimanannya, tidak akan
melanggar sikap, baik ketika ia mendapatkan nikmat maupun tertimpa musibah.
Dengan demikian, bersikap taat dan iman merupakan modal pokok untuk seseorang
yang mengaku memiliki pribadi yang qana’ah.
Belum ada Komentar untuk "Sifat Qanaah"
Posting Komentar
Mohon tidak mengirimkan SPAM ke Blog ini !
Saling Berbagi Sobat